TEMPO.CO, Surabaya - Direktur Utama Kebun Binatang Surabaya (KBS) Ratna Achjuningrum mengatakan pihaknya akan memasang beberapa kamera closed-circuit television (CCTV) atau kamera pengintai di beberapa lokasi untuk meningkatkan pengamanan.
Menurut Ratna, pemasangan kamera CCTV dilakukan karena pihak KBS tidak ingin kasus kematian atau kehilangan satwa terus terulang. "Kamera CCTV kami pasang di beberapa lokasi yang kami anggap rawan, dan di sejumlah kandang satwa," katanya saat dihubungi Tempo, Kamis, 9 Januari 2014. (Baca: Kebun Binatang Surabaya Terkejam di Dunia, Kenapa?)
Ratna menjelaskan, sebenarnya beberapa kamera CCTV telah dipasang di sejumlah lokasi di dalam KBS. Namun, karena tidak pernah dirawat seluruh kamera CCTV itu rusak. Ratna mengaku tidak mengetahui secara persis lokasi pemasangan kamera CCTV itu karena merupakan peninggalan pengurus lama.
Selain pemasangan kamera CCTV, kata Ratna, pengamanan KBS juga dilakukan bersama dengan Kepolisian Sektor Wonokromo. Jumlah personel satuan pengamanan (satpam) KBS juga akan ditambah, terutama untuk menjaga kandang satwa dan lokasi-lokasi yang rawan di dalam KBS. “Kami masih menunggu hasil audit untuk mengambil keputusan yang lebih detail," ujar Ratna.
Kasus kematian singa Afrika yang diberi nama Michael pada Selasa, 7 Januari 2014, bukan kematian hewan yang pertama di KBS. Pada tahun-tahun sebelumnya, ratusan satwa KBS mati dan hilang secara beruntun.
Pada awal 2014, selain singa Afrika, seekor gnu Afrika juga ditemukan mati. Kasus tersebut saat ini sedang diselidiki oleh aparat Kepolisian Resor Kota Besar (Polrestabes) Surabaya.
DEWI SUCI RAHAYU