TEMPO.CO, Jakarta--Kepala Biro Penerangan Masyarakat Polri Komisaris Besar Boy Rafli Amar menduga ada enam rangakain bahan peledak di lokasi penggrebekan terduga teroris di Ciputat, Tangerang Selatan, Banten. Kondisi itu membuat Densus 88 Antiteror belum bisa masuk ke lokasi kejadian. "Belum bisa untuk segera masuk," kata Boy di Tangerang Selatan, Rabu, 1 Januari 2014.
Menurut Boy, dugaan adanya enam rangkaian bom berasal dari informasi Anton alias Septi, terduga teroris yang ditangkap di Banyumas, Jawa Tengah, beberapa waktu lalu. Anton, kata Boy, merupakan bagian dari kelompok yang sedang digrebek oleh Densus 88 Antiteror di sebuah rumah kontrakan di Gang Hasan, Jalan Ki Hajar Dewantara, Kampung Sawah, Ciputat, dini hari ini.
Selain masih ada enam rangkaian bom, tiga terduga teroris juga masih berada di dalam rumah yang terdiri dari enam ruangan itu. Mereka semua, kata Boy, belum bisa dipastikan sudah mati atau masih hidup karena Densus 88 Antiteror belum bisa masuk ke lokasi.
Sejauh ini, kata Boy, Densus 88 Antiteror baru bisa memastikan satu terduga teroris tewas yang diidentifikasi berinisial H. Satu orang lainnya yang ditangkap bersama dengan H sedang diinterogasi oleh polisi. "Dari keduanya, kami menyita senjata rakitan kaliber 38 dan sejenis belati," kata Boy.
Boy memastikan, H adalah bagian dari kelompok besar Abu Roban. Mereka adalah tersangka dalam penembakan terhadap beberapa polisi di Jakarta beberapa waktu lalu.
KHAIRUL ANAM
Terkait:
Teroris Ciputat, Polisi Menduga Ada Bahan Peledak
Densus 88 Tangkap Teroris Kelompok Santoso di Poso
Prio Ditangkap Diduga Terlibat Bom Kedubes Myanmar
Densus 88 Tangkap Terduga Teroris di Bima
Terduga Teroris di Bekasi Diduga Jaringan Lamongan