TEMPO.CO, Bengkulu - Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Provinsi Bengkulu akan memasang delapan alat pendeteksi gempa (early Earthquake Warning System) di tujuh kabupaten dan Kota Bengkulu pada 2014. "Alat akan dipasang di kabupaten di tepi pesisir barat Sumatera, karena rawan tsunami jika gempa," kata Kepala BPBD Provinsi Bengkulu Kolendri, Senin, 30 Desember 2013.
Pemasangan alat akan mengurangi risiko bencana gempa dan tsunami yang selalu mengancam kawasan itu. Untuk memasang alat tersebut, BPBD bekerja sama dengan BMKG dan konsultan asal Jepang.
Kolendri menjelaskan, terdapat 196 desa di Bengkulu berada dalam zona merah atau rawan bencana tsunami. Desa-desa itu tersebar di lima kabupaten dan kota yang berhadapan langsung dengan laut tanpa penahan alami maupun buatan.
Sedangkan Yayasan Komunitas Konservasi Indonesia (KKI) Warsi mengatakan, sebanyak 22 dari 67 kelurahan di Kota Bengkulu merupakan zona rawan tsunami. “Letaknya hanya 1 sampai 4 meter dari permukaan laut,” kata koordinator KKI Warsi Bengkulu Nurkholis Sastro di Bengkulu.
Warsi melakukan pendampingan kepada masyarakat agar sebanyak 10 ribu warga yang menjadi sasaran program ini memiliki pengetahuan dan keterampilan menangani bencana. "Harapannya, masyarakat dapat membuat konsep untuk mengatasi dan mengurangi risiko bencana, seperti pembuatan jalur evakuasi."
PHESI ESTER JULIKAWATI
Berita Terpopuler
Jokowi: Foto Bareng di Fatahilah Bayar Rp 5 Ribu
Lukaku Bawa Everton Tekuk Southampton 2-1
SBY dan Palmer Bahas Tuduhan 2 Jam di Istana Bogor
Presiden Cina Antre di Kedai Bakpao