TEMPO.CO, Surakarta - Ketua Umum Pengurus Pusat Muhammadiyah, Din Syamsuddin, menuding Kepala Kepolisian Republik Indonesia Jenderal Sutarman sudah mempermainkan agama Islam. Sebab, awalnya Kapolri mengizinkan polwan berjilbab, tapi kemudian izin tersebut dicabut.
"Janganlah mempermainkan agama seperti ini," ucap Din kepada wartawan usai meresmikan Sekolah Dasar Surya Alam di Surakarta, Minggu, 22 Desember 2013. Sebelumnya, dia mengaku gembira Kapolri mendukung pemakaian jilbab untuk polwan. Tapi lantas malah tidak jadi.
Dia menilai langkah pimpinan Polri untuk menunda pemakaian jilbab untuk polwan sebagai tindakan berlebihan. Menurut dia, semestinya pimpinan Polri mendukung jika ada anggota Polri yang ingin memakai jilbab. "Di tengah demoralisasi Polri, pemakaian jilbab akan perbaiki citra polisi," katanya.
Ia mengingatkan bahwa pemakaian jilbab dilindungi konstitusi. Sebab, jilbab bagian dari pelaksanaan agama seperti berhaji dan umrah. "Undang-Undang Dasar 1945 memberi kebebasan kepada warga negara untuk beragama dan menjalankan ibadah sesuai agamanya," ucapnya. Jadi, jika tidak diperbolehkan memakai jilbab, sama saja melanggar konstitusi negara.
Din menuding di tubuh Polri ada yang tidak suka dengan aturan polwan berjilbab. Menurut dia, ada kelompok yang tidak mentoleransi jika ada polwan yang berjilbab. "Itu kelompok intoleran. Jangan ada pihak-pihak yang tidak toleran di pimpinan Polri," katanya.
Dia mengetuk hati Kapolri dan Wakapolri agar polwan segera diizinkan memakai jilbab yang penggunaannya tidak mengganggu tugas.
UKKY PRIMARTANTYO
Baca juga:
Tolak Mega-Jokowi, Kader PDIP Deklarasikan PROJO
Dua Hari Penahanan, Atut Nyapu dan Ngepel Lantai?
Ada Upaya Menjegal Rano Karno Menjadi Gubernur
Agnes Monica Tampil Seksi di Majalah Amerika