TEMPO.CO, Kupang - Bupati Ngada Marianus Sae, yang menutup Bandara Turelelo kemarin, akhirnya buka suara. Kepada wartawan, Ahad, 22 Desember 2013, Marianus mengaku kecewa dengan pelayanan Merpati yang enggan mengangkutnya ke Bandara Turelelo, Ngada, Nusa Tenggara Timur. (Baca: Tidak Dapat Tiket, Bupati Tutup Bandara).
"Saya sudah coba menelepon Merpati agar diberikan satu seat (tempat duduk) ke Turelelo, tapi saya justru dipermainkan," kata Marianus.
Padahal, dirinya saat itu tengah berada di Kupang untuk menerima Daftar Isian Pelaksanaan Anggaran (DIPA) yang diserahkan Gubernur NTT. "Acara itu tidak bisa diwakili," katanya. Sedangkan pada Sabtu kemarin, Marianus harus menghadiri sidang pembahasan APBD pukul 09.00 Wita di Ngada. "Satu-satunya jalan harus gunakan Merpati," ujar Marianus.
Marianus yang kesal lalu memerintahkan puluhan anggota Satuan Polisi Pamong Praja (Sat Pol PP) untuk memblokir Bandara agar pesawat Merpati tidak mendarat di Turelelo. Penutupan Bandara hanya berlangsung sebentar, karena sekitar pukul 9.30 Wita, Bupati terbang ke Turelelo menggunakan pesawat Trans Nusa.
Humas Polda NTT, Ajun Komisaris Besar Okto Riwu, yang dikonfirmasi terpisah mengatakan tidak ada tindak pidana dalam kasus itu, sehingga pihaknya tak akan memroses masalah itu. "Tidak ada tindak pidana di situ, apa yg mau kami proses. Urusan Merpati dengan Bupati," katanya.
Sementara itu, Kepala Merpati Kupang, Djibrael de Hock, mengaku sedang melakukan investigasi masalah itu, agar peristiwa itu tidak terjadi lagi di kemudian hari. "Kami tidak tahu masalah di mana, tapi masih investigasi masalah ini," kata dia.
YOHANES SEO
Berita Terpopuler
Tolak Mega-Jokowi, Kader PDIP Deklarasikan PROJO
Dua Hari Penahanan, Atut Nyapu dan Ngepel Lantai?
Di Bursa Capres PDIP: Ongkos Politik Jokowi Murah
Penguasa Dinasti Atut Chosiyah Berikutnya