TEMPO.CO, Depok - Wajah pria berambut putih itu terlihat semringah dengan senyum lebar. Mengenakan kemeja biru lengan pendek dan celana hitam, dia melenggang santai menyusuri lorong lantai 2, Gedung B Pascasarjana Ilmu Politik, Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik, Universitas Indonesia, Depok, Jawa Barat, Senin, 16 Desember 2013.
Sama sekali tak tampak gurat cemas apalagi tegang di wajah pria yang kini menjabat sebagai Gubernur Jawa Tengah, Ganjar Pranowo. Padahal pagi itu, tepat pukul 08.00 WIB, Ganjar dijadwalkan mengikuti ujian tesis untuk menyelesaikan studinya demi memperoleh gelar Master setelah menempuh kuliah lebih dari empat tahun di UI.
Ganjar memang tak perlu gugup. Toh, tesis yang dia garap bukanlah barang baru baginya. Dia hapal di luar kepala dan tahu persis dengan bahan tugas akhirnya yang berjudul "Sikap FPAN, FPartai Demokrat dan Pemerintah Terhadap Isu Independensi KPU Dalam Pembahasan Revisi UU Nomor 22 Tahun 2007 tentang Penyelenggaraan Pemilu". Sebab, dialah yang memimpin panitia khusus (pansus) pembahasan revisi Undang-Undang tentang Penyelenggaraan Pemilu saat masih menjadi wakil ketua Komisi II DPR RI.
Tapi, kesibukan Ganjar sebagai politisi PDI Perjuangan dan anggota Dewan memang membuat kuliahnya molor. Dia terpaksa tercatat sebagai mahasiswa Pascasarjana UI Jurusan Ilmu Politik semester sembilan, setelah terpaksa mengajukan cuti kuliah selama dua kali karena alasan pekerjaan. Hingga akhirnya terpilih sebagai Gubernur Jateng beberapa bulan lalu, studinya pun semakin di ujung tanduk.
"Ini kesempatan terakhir saya, semester ini harus lulus kalau enggak mau drop-out (DO)," ujar mahasiswa angkatan 2009 itu terkekeh.
Tesis setebal 160 halaman itu diuji empat dosen kondang FISIP UI. Misalnya, Profesor Syamsudin Haris yang juga merupakan peneliti senior LIPI. Lalu, Ketua Program Pascasarjana Ilmu Politik Dr. Kamarudin, dan dosen UI Dr. Saeful. Tak ketinggalan dosen pembimbing Ganjar yaitu Dr. Valina Singka, yang merupakan mantan anggota KPU. Semuanya, akademisi yang paham betul dengan permasalahan yang dibahas dalam tesis tersebut.
"Secara umum penjelasannya cukup baik, tapi butuh perbaikan dalam penulisan. Bagaimana pun tesis itu ada posisi akademis, pandangan dan sikap tentang sesuatu yang kita tulis," kata Prof. Syamsuddin berkomentar positif.
Meski sempat mengaku tak takut mendapat "serangan" dari dosen pengujinya, ternyata Ganjar menyembunyikan sesuatu. Dia rupanya tak berani memberi tahu sang istri mengenai ujian tesisnya hari ini.
"Saya enggak bilang kalau ke Jakarta untuk ujian tesis karena selama ini istri saya suka ngece. Dia bilang ke anak saya, "Itu loh bapakmu kuliah enggak lulus-lulus"," ujarnya mencoba meniru kalimat istrinya.
Selepas ujian, senyum Ganjar semakin lebar. Tak lama berselang, ia segera mengabarkan berita gembira itu kepada sang istri yang berada di Semarang. Lewat pesan pendek dia menulis "Lulus".
MUNAWWAROH