Lupa Kata Sandi? Klik di Sini

atau Masuk melalui

Belum Memiliki Akun Daftar di Sini


atau Daftar melalui

Sudah Memiliki Akun Masuk di Sini

Konfirmasi Email

Kami telah mengirimkan link aktivasi melalui email ke rudihamdani@gmail.com.

Klik link aktivasi dan dapatkan akses membaca 2 artikel gratis non Laput di koran dan Majalah Tempo

Jika Anda tidak menerima email,
Kirimkan Lagi Sekarang

Gunung Slamet Diusulkan untuk Laboratorium Hayati  

Editor

Sunu Dyantoro

image-gnews
Gunung Slamet difoto dari Pos Pengamatan Gunung Api Slamet, Gambuhan Pemalang (25/4). Meski mengalami peningkatan aktivitas, gunung itu belum berbahaya karena ancaman lontaran lava masih berada di sekitar kawah. Foto: TEMPO/Aris Andrianto
Gunung Slamet difoto dari Pos Pengamatan Gunung Api Slamet, Gambuhan Pemalang (25/4). Meski mengalami peningkatan aktivitas, gunung itu belum berbahaya karena ancaman lontaran lava masih berada di sekitar kawah. Foto: TEMPO/Aris Andrianto
Iklan

TEMPO.CO, Purwokerto - Sejak 11 Desember 2003, Perserikatan Bangsa-Bangsa menjadikan hari ini sebagai Hari Gunung Internasional. Bertepatan dengan tanggal cantik hari ini, Masyarakat Keragaman Hayati Banyumas atau Biodiversity Society Banyumas (BSB) mengusulkan agar Gunung Slamet dijadikan laboratorium keanekaragaman hayati.

“Bertepatan dengan momen Hari Gunung Internasional, kami meminta pemerintah menjadikan Gunung Slamet sebagai laboratorium keanekaragaman hayati,” kata Koordinator BSB, Timur Sumardiyanto, Rabu, 11 Desember 2013.

Di lingkar Gunung Slamet, kata Timur, terdapat dua satwa yang masuk daftar merah atau terancam punah, yakni Owa Jawa dan Elang Jawa. Populasi satwa ini terus menurun karena perburuan liar dan semakin menurunnya kualitas tempat tinggal dua satwa itu.

Masih menurut Timur, didasari pemantauan setahun terakhir, hulu Sungai Banjaran, Banyumas, atau wilayah lereng selatan Gunung Slamet saat ini menyisakan 3 pasang Elang Jawa. Jumlah itu susut karena pada 2005 masih ada setidaknya 5 pasang Elang Jawa. “Pendataan yang dilakukan Raptor Indonesia tahun 2012, populasi Elang Jawa tinggal 250-400 ekor saja,” katanya.

Ia berharap, dengan ditetapkannya Gunung Slamet sebagai laboratorium keanekaragaman hayati, flora dan fauna di Gunung Slamet bisa terjaga. “Jangan ada lagi perampokan keanekaragaman hayati di Gunung Slamet,” ujarnya.

Koordinator tim survei BKSDA Jawa Tengah Joko Sulistiyanto mengatakan saat ini populasi Owa Jawa tinggal sekitar 400 ekor saja. Di Jawa Tengah, kata dia, hanya tinggal dua lokasi yang memiliki Owa dan Elang Jawa, yakni hutan di Gunung Slamet dan Petungkriyono, Pekalongan. Ia menyebutkan dua spesies itu tergolong hewan yang sangat dilindungi karena perkembangbiakannya yang sangat lambat.

Menurut dia, selama hidupnya, Owa Jawa betina hanya melahirkan paling banyak tiga kali. Hewan ini rata-rata hanya 1-2 kali melahirkan. Selain itu, Owa Jawa termasuk hewan yang setia terhadap pasangan. Jika ada salah satu pasangan yang mati, maka pasangan lainnya akan menyusul mati karena terlalu sedih.

Iklan
Scroll Untuk Melanjutkan

Koordinator Pengembangan Program Suaka Elang, Gunawan, mengungkapkan habitat yang rusak dan pergantian musim mengganggu proses perkembangbiakan Elang Jawa. Saat ini setidaknya, terdapat kurang dari 1.000 Elang Jawa atau sekitar 325 pasang yang masih bertahan. Jumlah tersebut diketahui lewat penelitian dengan metode ekstrapolasi yang dilakukan ilmuwan IPB.

"Padahal, setiap pasangan Elang Jawa membutuhkan waktu sekitar 2-3 tahun untuk 1 butir telur. Sedangkan untuk berkembang menjadi dewasa dibutuhkan waktu minimal 3 tahun, itu pun dengan catatan daerah 75 persen lingkungan habitatnya masih berupa tutupan hutan yang masih bagus," katanya.

Selain itu, faktor perburuan liar juga menjadi penyebab serius menyusutnya populasi Elang Jawa. Perburuan meningkat karena harga Elang Jawa yang menggiurkan di pasar gelap. "Harga di pasar gelap mencapai Rp 2 juta-3 juta per ekornya," katanya.

ARIS ANDRIANTO

Iklan



Rekomendasi Artikel

Konten sponsor pada widget ini merupakan konten yang dibuat dan ditampilkan pihak ketiga, bukan redaksi Tempo. Tidak ada aktivitas jurnalistik dalam pembuatan konten ini.

 

Video Pilihan

Bea Cukai Soekarno-Hatta Tangkap Turis Mesir Selundupkan 3 Bayi Siamang

16 hari lalu

Seekor primata jenis Owa Siamang dan 2 ekor Owa Ungko diselamatkan dari upaya penyelundupan satwa oleh seorang turis Mesir yang ditangkap Bea Cukai Soekarno-Hatta, Jumat 30 Agustus  2024. FOTO: AYU CIPTA  I TEMPO
Bea Cukai Soekarno-Hatta Tangkap Turis Mesir Selundupkan 3 Bayi Siamang

Sebelum ditangkap Bea Cukai Soekarno-Hatta, turis Mesir yang hanya bisa berbahasa Arab ini akan bertolak ke negaranya dengan pesawat Emirat.


BKSDA dan Perusahaan Tambang Gelar Pertemuan Pasca-video Viral Anoa, Ini yang Disepakati

59 hari lalu

Anoa terekam memasuki kawasan tambang di wilayah Kecamatan Routa, Kabupaten Konawe, Sulawesi Tenggara. (Antara)
BKSDA dan Perusahaan Tambang Gelar Pertemuan Pasca-video Viral Anoa, Ini yang Disepakati

Sudah tiga kali pertemuan dilakukan antara BKSDA Sulawesi Tenggara dan PT Sulawesi Cahaya Mineral sejak video kemunculan anoa viral di medsos.


Satwa Liar Cepat Musnah Akibat Pesatnya Pembangunan

15 Mei 2024

Sejumlah aktivis konservasi yang tergabung dalam Seni Pertunjukan Kolaborasi Jalanan di Taman Braga, Bandung, Jawa Barat, 19 Mei 2023.  Mereka melakukan kampanye terkait konservasi satwa terancam punah di hari Endangered Species Day2023. TEMPO/Prima Mulia
Satwa Liar Cepat Musnah Akibat Pesatnya Pembangunan

37 persen populasi satwa liar diprediksi bakal punah pada 2050.


Mengenal Dingiso, Kanguru Mirip Beruang yang Dianggap Sakral di Papua

17 Januari 2024

Dingiso. Situs KLHK
Mengenal Dingiso, Kanguru Mirip Beruang yang Dianggap Sakral di Papua

Di Papua ada kanguru yang bentuknya mirip beruang. Alih-alih suka melompat seperti kanguru darat, dingiso lebih banyak habiskan waktu di pohon.


10 Fakta Kanguru Pohon, Satwa Langka dari Papua yang Tidak Suka Melompat

17 Januari 2024

Seekor Kanguru pohon meraih bunga yang telah dirangkai menjadi menarik untuk dijadikan makanannya dalam sesi makan bertemakan Natal di kebun binatang Sydney Taronga di Australia, 9 Desember 2014. REUTERS
10 Fakta Kanguru Pohon, Satwa Langka dari Papua yang Tidak Suka Melompat

Tidak semua kanguru suka melompat. Di Papua ada kanguru pandai memanjat yang hidup di pohon.


Raline Shah Dituding Koleksi Satwa Langka, Disamakan dengan Karakter Petualangan Sherina 2

1 November 2023

Raline Shah (Instagram/@ralineshah)
Raline Shah Dituding Koleksi Satwa Langka, Disamakan dengan Karakter Petualangan Sherina 2

Raline Shah dan keluarganya diduga memburu serta memelihara satwa langka. Netizen ramai tunjukkan bukti jejak digital.


Antisipasi Efek Cuaca Ekstrem di Jawa Tengah, BRIN Gelar Operasi TMC

24 Februari 2023

Tim BRIN dan BMKG memantau citra radar BMKG yang menjadi rangkaian operasi TMC yang dilaksanakan di Lanud Adi Soemarmo Solo di Boyolali, Jumat, 24 Februari 2023.TEMPO/SEPTHIA RYANTHIE
Antisipasi Efek Cuaca Ekstrem di Jawa Tengah, BRIN Gelar Operasi TMC

BRIN dan BMKG menggelar Operasi Teknologi Modifikasi Cuaca di Jawa Tengah untuk mengantisipasi efek Cuaca Ekstrem.


Akibat Dua Singa Berkelahi, Taman Safari Indonesia Prigen Jadi Kondang

16 Februari 2023

Petugas menyemprotkan cairan disinfektan di lokasi pembelian tiket kawasan wisata Taman Safari Prigen, Jawa Timur, Kamis, 4 Juni 2020. Penyemprotan cairan disinfektan di lakukan sebagai upaya pencegahan penyebaran virus corona jelang dibuka kembali saat memasuki fase new normal. TEMPO/Aris Novia Hidayat
Akibat Dua Singa Berkelahi, Taman Safari Indonesia Prigen Jadi Kondang

Dua ekor singa berkelahi hingga menabrak sebuah mobil Yaris merah di Taman Safari Indonesia Prigen, Jawa Timur menjadi sorotan belum lama ini.


Anoa Telah Ditemukan Kembali di Hutan Sulawesi, Warga Diminta Menjaga

20 Januari 2023

Anoa gunung tertangkap kamera intai di kawasan hutan lindung yang berbatasan langsung dengan Taman Hutan Raya Abdul Latief, Kabupaten Sinjai, Sulawesi Selatan, pada Oktober 2022. Foto/Istimewa
Anoa Telah Ditemukan Kembali di Hutan Sulawesi, Warga Diminta Menjaga

Taman Hutan Raya Sinjai pastikan keberadaan anoa setelah menghilang 20 tahun lewat kamera intai. Perlu studi lanjutan untuk hitung populasi.


Jurong Bird Park di Singapura Ditutup Setelah 52 Tahun Beroperasi, 3.500 Burung Langka Direlokasi

9 Januari 2023

Jurong Bird Park. Wikipedia/Flickr/ahmed_xp/14314458105
Jurong Bird Park di Singapura Ditutup Setelah 52 Tahun Beroperasi, 3.500 Burung Langka Direlokasi

Jurong Bird Park yang dikelola Mandai Wildlife Reserve merupakan taman burung terbesar di Asia dan melindungi banyak satwa langka.