TEMPO.CO, Madiun - Komisi Penanggulangan AIDS (KPA) Kabupaten Madiun, Jawa Timur membagikan 8.640 bungkus kondom ke pengurus lokalisasi Gude atau Wisma Wanita Harapan di Desa Teguhan, Kecamatan Jiwan setiap bulann. "Kondom yang kami bagikan ini bantuan dari KPA Nasional dan Pemkab Madiun," kata Pelaksana Program KPA setempat, Hery Setiawan, Senin, 25 November 2013.
Selanjutnya, oleh pengurus lokalisasi, menurut Hery, kondom itu dibagi-bagikan kepada lelaki hidung belang yang berkunjung. Mereka diberi kondom ketika hendak masuk ke wisma di tempat prostitusi. Lelaki yang mengendarai sepeda motor akan menerima kondom di tempat parkir. Sedangkan lelaki yang membawa mobil mendapat jatah "karet pengaman" itu di portal pintu masuk.
Selain kepada pelanggan lokalisasi, kondom tersebut juga dibagikan kepada para pekerja seks komersial. Tujuannya untuk mengantisipasi jika lelaki hidung belang itu membuang kondomnya atau tidak mau mengenakan saat berhubungan badan. "Pembagian kondom ini untuk menghindari penularan HIV/AIDS. PSK sudah paham," ujar Hery.
Irma, 23 tahun, salah seorang PSK mengatakan, tidak bersedia melayani tamunya jika tanpa memakai kondom. Alasannya, dia khawatir tamu yang dilayaninya itu mengidap HIV/AIDS atau penyakit kelamin lainnya. "Saya kan tidak tahu setiap tamu bersih (terbebas dari penyakit) atau tidak," ujar perempuan asal Sragen ini.
Thohirin, Ketua Kelompok Arjuna selaku pembina lokalisasi Gude menegaskan, sekitar 70 PSK di tempat pelacuran itu menyadari pentingnya pemakaian kondom. Karena itu, di setiap kamar wisma selalu disediakan kondom.
Upaya lain untuk menghindari penularan HIV/AIDS, kata dia, ialah dengan memeriksakan kesehatan para PSK di klinik Voluntary Counseling and Testing (VCT) RSUD Dolopo setiap triwulan sekali. "Kami juga selalu memeriksakan setiap ada PSK baru yang hendak masuk. Kalau terindikasi berpenyakit, kami tolak," ujar Thohirin.
NOFIKA DIAN NUGROHO