TEMPO.CO, Jakarta - Direktur Eksekutif Pol-Tracking Institute, Hanta Yuda, mengatakan faksi-faksi di dalam Partai Golkar bisa menjadi salah satu pengganjal Golkar memenangkan pemilu legislatif dan pemilu presiden 2014. Hanta mengatakan bahwa Golkar harus belajar dari pengalaman Pemilu 2004 dan 2009, saat calon presiden jagoan Golkar gagal melenggang ke Istana karena suara partai yang terpecah.
"Secara infrastruktur dan suprastruktur partai, Golkar memang kuat. Tetapi faksi-faksi ini melemahkan mesin partai dan menggerogoti kekuatan partai," kata Hanta, Jumat, 22 November 2013.
Hanta mengatakan, saat ini setidaknya ada tiga faksi di dalam tubuh Partai Golkar. Kubu pertama adalah kubu Aburizal Bakrie, yang menguasai Golkar secara struktural. Kubu ke dua adalah kubu Ketua Dewan Pertimbangan Partai Golkar Akbar Tanjung. Terakhir adalah kubu mantan Wakil Presiden Jusuf Kalla.
"Meskipun Pak JK tak ada di struktur partai, pengaruhnya masih cukup kuat di DPD tingkat kota dan kabupaten," kata Hanta.
Hanta mengatakan, faksi-faksi di internal Golkar harus melakukan konsolidasi di dalam partai dan meningkatkan soliditas partai. "Harus ada konsensus bersama untuk memenangkan capres dan cawapres. Kalau tidak, capres dan cawapres Golkar bisa goyang," kata Hanta.
Partai Golkar menggelar Rapat Pimpinan Nasional (Rapimnas) di Jakarta pada 22-23 November 2013. Salah satu isu yang dibahas dalam rapimnas terakhir menjelang pemilu legislatif dan pemilu presiden ini adalah terkait elektabilitas partai dan elektabilitas calon presiden dari Golkar.
BERNADETTE CHRISTINA MUNTHE