Lupa Kata Sandi? Klik di Sini

atau Masuk melalui

Belum Memiliki Akun Daftar di Sini


atau Daftar melalui

Sudah Memiliki Akun Masuk di Sini

Konfirmasi Email

Kami telah mengirimkan link aktivasi melalui email ke rudihamdani@gmail.com.

Klik link aktivasi dan dapatkan akses membaca 2 artikel gratis non Laput di koran dan Majalah Tempo

Jika Anda tidak menerima email,
Kirimkan Lagi Sekarang

AJI Kritik Program 'Pelesiran' Wartawan Pekanbaru  

Editor

Zed abidien

image-gnews
Ilustrasi: TEMPO/Machfoed Gembong
Ilustrasi: TEMPO/Machfoed Gembong
Iklan

TEMPO.CO, Pekanbaru - Aliansi Jurnalisme Independen (AJI) Pekanbaru mengkritik program field trip wartawan yang diadakan pemerintah Riau. Dalam waktu dekat, Biro Hubungan Masyarakat Provinsi Riau berencana bakal mengajak sejumlah wartawan "pelesir" ke Lombok, Nusa Tenggara Barat.

Kepala Biro Humas Provinsi Riau Fahmizal mengatakan, program tersebut merupakan sinkronisasi kerja kehumasan bersama pemerintah Nusa Tenggara Barat. Dalam pertemuan itu, kata Fahmi, kedua instansi diharapkan bisa saling bertukar pikiran soal kinerja kehumasan bersama awak media.

"Nantinya kita bisa mencari perbandingan program kinerja humas untuk meningkatkan kerja sama bersama media," ujarnya kepada Tempo, Senin, 18 November 2013.

Menurut Fahmi, kegiatan itu hanya meneruskan agenda yang sudah diprogramkan oleh humas sebelumnya. Namun, Fahmi enggan menyebutkan jumlah dana yang dialokasikan buat kegiatan itu.

"Kegiatan ini melanjutkan program humas sebelumnya, bukan untuk jalan-jalan. Pekan lalu kita juga mendapat kunjungan dari Humas Jawa Barat," Fahmi berkilah.

AJI Pekanbaru menilai kegiatan tersebut tidak memiliki tujuan yang jelas dan tidak bermanfaat. Terlebih pelesiran itu menggunakan anggaran daerah yang cukup besar.

Iklan
Scroll Untuk Melanjutkan

"Program yang sangat tidak kreatif, tidak patut anggaran APBD digunakan untuk rekreasi yang tidak jelas maksud dan tujuannya," ujar Ketua AJI Pekanbaru, Fachrurrozi.

Rozzi menyesalkan program serupa kerap diadakan setiap tahun. Menurut dia, sebaiknya Biro Humas Pemerintah Riau mengevaluasi kegiatan tahunan yang terkesan menghambur-hamburkan uang.

Menurut Rozi, semestinya pemerintah Riau mampu berpikir kreatif sehingga mampu membuat program semacam peningkatan kualitas sumber daya manusia wartawan, seperti mengadakan pelatihan jurnalisme atau lomba karya jurnalistik. "Dijamin lebih bermanfaat ketimbang jalan-jalan yang menghabiskan anggaran besar," ujarnya.

Rozzi berharap wartawan bersikap netral dan independen dalam mengawal program pemerintah, apalagi program tersebut menggunakan anggaran daerah. Kata Rozzi, program yang sama juga terdapat di daerah lain, tetapi mendapat kritikan dari wartawan setempat.

RIYAN NOFITRA

Iklan



Rekomendasi Artikel

Konten sponsor pada widget ini merupakan konten yang dibuat dan ditampilkan pihak ketiga, bukan redaksi Tempo. Tidak ada aktivitas jurnalistik dalam pembuatan konten ini.

 

Video Pilihan

Tulisan Soal Makar, Fadli Zon Akan Laporkan Allan Nairn ke Polisi

25 April 2017

Wakil Ketua DPR Fadli Zon di Warung Daun, Jakarta, 5 November 2016. Tempo/Vindry Florentin
Tulisan Soal Makar, Fadli Zon Akan Laporkan Allan Nairn ke Polisi

Dalam tulisan Allan Nairn, Fadli Zon disebut terlibat dalam upaya makar untuk menggulingkan Presiden Joko Widodo.


Disebut dalam Laporan Allan Nairn, Hary Tanoe Lapor ke Polisi  

25 April 2017

Hary Tanoesoedibjo. TEMPO/Imam Sukamto
Disebut dalam Laporan Allan Nairn, Hary Tanoe Lapor ke Polisi  

Pelaporan Hari Tanoe bermula dari tulisan Ahok Hanyalah Dalih untuk Makar yang ditulis oleh jurnalis asal Amerika Serikat, Allan Nairn.


Diadukan Mabes TNI ke Dewan Pers, Tirto.id: Kami Kooperatif  

24 April 2017

Dewan Pers. Foto: dewanpers.or.id
Diadukan Mabes TNI ke Dewan Pers, Tirto.id: Kami Kooperatif  

Sapto berujar, pihaknya akan menunggu mekanisme yang diterapkan Dewan Pers saat menerima pengaduan.


Jokowi Jarang Dikritik, SBY: Pers Tak Seganas Dulu  

11 Juni 2016

Ketum Demokrat, Susilo Bambang Yudhoyono, menggelar acara buka bersama di kediamannya, Cikeas, Bogor, 10 Juni 2016. Isu Ekonomi dan Hukum menjadi bahasan SBY pada acara ini. Tempo/Dian Triyuli Handoko
Jokowi Jarang Dikritik, SBY: Pers Tak Seganas Dulu  

Ketua Umum Partai Demokrat Susilo Bambang Yudhoyono merasa tercengang melihat perubahan pers saat ini.


Begini Modus Wartawan Abal-abal Memeras

14 April 2016

Yosep Stanley Adi Setyo dari Dewan Pers, memberikan pemaparan dalam acara diskusi ruang tengah yang membahas
Begini Modus Wartawan Abal-abal Memeras

"Yang paling banyak muncul adalah di daerah yang tingkat korupsinya tinggi. Fenomena media abal-abal ini tidak kami temukan di Malaysia atau Singapura."


Dulu Pemerintah Tekan Pers, Jokowi: Sekarang Sebaliknya  

9 Februari 2016

Presiden Joko Widodo memberikan keterangan pres terkait proses sidang Mahkamah Kehormatan Dewan (MKD) DPR RI di Istana Negara, Jakarta, 15 Desember 2015. Jokowi menyampaikan jika dirinya terus mengikuti sidang etik Ketua DPR Setya Novanto di MKD. TEMPO/Aditia Noviansyah
Dulu Pemerintah Tekan Pers, Jokowi: Sekarang Sebaliknya  

Presiden Joko Widodo meminta pers patuh terhadap kode etik jurnalistik, terutama media online.


Menunggu Presiden Berantas Amplop Wartawan

9 Februari 2016

Menunggu Presiden Berantas Amplop Wartawan

Presiden Joko Widodo memastikan akan menghadiri acara puncak Hari Pers Nasional 2016 di Mataram, Nusa Tenggara Barat, 9 Februari 2016. Dalam acara itu, Jokowi akan diberi panggung untuk berinteraksi dengan kurang-lebih 600 wartawan nasional, petinggi negara, dan tokoh masyarakat. Supaya pertemuan itu bermakna, bantuan atau kebijakan strategis apa yang bisa Presiden keluarkan agar kehidupan pers Indonesia semakin sehat?


Pers di Indonesia Dinilai Kena Sindroma Berlusconian  

21 Januari 2016

Bagir Manan. TEMPO/Aditia Noviansyah
Pers di Indonesia Dinilai Kena Sindroma Berlusconian  

Kepentingan pemilik media di industri pers dinilai mempengaruhi pemberitaan, mirip seperti Berlusconi di Italia.


Dewan Pers: Banyak Media Massa Terkontaminasi Politik

20 Januari 2016

Ilustrasi: TEMPO/Machfoed Gembong
Dewan Pers: Banyak Media Massa Terkontaminasi Politik

Ada fenomena sejumlah pemilik media membentuk partai politik.


Giliran Rizal Ramli 'Kepret' Pers: Banyak yang Sibuk Bisnis Pencitraan  

2 November 2015

Menteri Koordinator bidang Kemaritiman Rizal Ramli dalam Rapat Kerja Pansus Pelindo II di Gedung Nusantara II, Kompleks Parlemen Senayan, Jakarta Pusat, 29 Oktober 2015. TEMPO/Dhemas Reviyanto
Giliran Rizal Ramli 'Kepret' Pers: Banyak yang Sibuk Bisnis Pencitraan  

Menurut Rizal Ramli, sudah waktunya pers menjadi bagian dari transformasi bangsa, jangan sibuk dengan bisnis pencitraan.