TEMPO.CO, Jakarta - Ketua Dewan Pembina Partai Gerakan Indonesia Raya, Prabowo Subianto, mengatakan bahwa bantuan yang dia berikan kepada Wilfrida Soik adalah untuk meringankan kasus hukum yang membelit Wilfrida dan pekerjaan Kedutaan Besar Indonesia.
"Kebetulan saya punya hubungan baik dengan pejabat-pejabat di sana, maka saya bantu," kata Prabowo, yang dijagokan Gerindra sebagai capres dalam Pemilu 2014, menjelang keberangkatannya ke Malaysia, Sabtu, 16 November 2013. Prabowo membantah kegetolannya membantu Wilfrida lantaran pemerintah lamban dalam menangani kasus itu. "Saya kira bukan begitu.”
Prabowo mengatakan, sebagai warga negara Indonesia, masyarakat bisa memperkuat usaha pemerintah dan membantu menegakkan wibawa pemerintah. "Itu panggilan setiap warga negara. Jadi jangan berpikir negatif, pemerintah kita ini tugasnya banyak," kata Prabowo.
Menurut Prabowo, TKI legal di Malaysia berjumlah 1 juta orang sementara TKI ilegal berjumlah 2 juta jiwa. "Bayangkan, ada 3 juta yang harus ditangani," kata dia. Prabowo ke Malaysia tanpa bertemu Presiden Susilo Bambang Yudhoyono terlebih dahulu.
Prabowo belum bisa memastikan berapa lama akan berada di Malaysia. "Mudah-mudahan tidak lama. Kalau pengadilannya cepat, saya juga cepat kembali," kata dia.
Baca Juga:
Prabowo sebelumnya mengaku merogoh kantong pribadi untuk memberikan bantuan pengacara kepada Wilfrida. Prabowo menyewa pengacara kondang Malaysia, Tan Sri Mohammad Syafei, untuk membela Wilfrida Soik.
Wilfrida adalah buruh migran asal Nusa Tenggara Timur yang diberangkatkan secara ilegal pada 23 Oktober 2010. Wilfrida yang saat itu masih berusia 17 tahun dipalsukan umurnya menjadi 21 tahun. Kini ia didakwa membunuh majikannya, Yeap Seok Pen, dengan ancaman hukuman mati. Tak tahan dipukuli dan dimarahi, Wilfrida membela diri dengan mendorong sang majikan hingga jatuh dan akhirnya meninggal pada 7 Desember 2010.
RIZKI PUSPITA SARI