TEMPO.CO, Jakarta - Pengurus Harian Yayasan Lembaga Konsumen Indonesia, Tulus Abadi, menyayangkan Menteri Pemuda dan Olahraga, Roy Suryo kembali berulah di ruang publik. Dalam penerbangannya dari Yogyakarta ke Jakarta 20 Oktober lalu, Roy memaksa diizinkan membawa enam tas ke atas kabin.
Menurut Tulus, sikap Roy menunjukkan "kegenitan"-nya sebagai pejabat. "Itu contoh pejabat yang kesehatan spiritualnya tidak baik dan bermental penumpang bus kota," ujarnya saat dihubungi, Kamis, 31 Oktober 2013.
Sebagai pejabat, Tulus melanjutkan, politikus Partai Demokrat itu mestinya memberi contoh yang baik pada konsumen. Dalam hal ini, Roy seharusnya mematuhi standar keselamatan maskapai penerbangan, bukannya melanggar aturan.
"Dalih apapun tak bisa dibenarkan untuk melanggar aturan standar pesawat. Siapa pun konsumennya, menteri atau pun orang biasa, mestinya mematuhi sekecil apapun aturan penerbangan," kata Tulus. Untuk kasus ini, inilah tanggapan Garuda.
Roy melalui pesan pendek ketika menjawab klarifikasi Tempo, Kamis, 31 Oktober 2013. "Tidak ada masalah, kecuali ada yang berkata bohong." (Baca: Ulah Roy Suryo di Garuda Versi Ajudan)
Roy Suryo kembali berulah di pesawat. Kali ini terjadi dalam penerbangan dari Yogyakarta ke Jakarta 20 Oktober 2013, dengan maskapai Garuda Indonesia. Roy yang duduk di kelas bisnis, membawa enam tas ke kabin. Awak kabin yang melihat, sempat melarang. Sebab aturan penerbangan menyatakan penumpang hanya boleh membawa dua tas ke kabin.
Namun Roy ngotot. Ia meminta awak kabin menunjukkan peraturan yang melarang penumpang mengangkut lebih dari dua tas ke kabin. Kepala kabin yang meladeni Roy, akhirnya mengalah. Roy diminta meletakkan bawaannya di kursi pesawat bisnis yang masih kosong, dan mengikatnya dengan sabuk pengaman, layaknya penumpang.
Ini bukan kali pertama Roy membuat geger di pesawat. Saat masih menjadi anggota Dewan Perwakilan Rakyat pada Maret 2011, Roy membuat keributan di pesawat Lion Air rute Jakarta-Yogyakarta. Namun saat itu, Roy akhirnya mengakui kesalahannya dan turun dari pesawat.
ISMA SAVITRI
Berita Lain:
Adiguna Sutowo Pernah Menembak Kepala Penagih Bill
KSAU: Udara Natuna Kini Milik Singapura
Punya Rp 60 M, Pejabat Ini Hanya Mengaku Rp 1,2 M
Sejarah Kelam Adiguna di Malam Tahun Baru 2005
Begini Cara Gubernur Jateng Hadapi FPI