TEMPO.CO, Jakarta - Wakil Gubernur Jakarta, Basuki Tjahaja Purnama, atau yang biasa dipanggil Ahok, mengajak anak muda Indonesia untuk beramai-ramai terjun ke dunia politik. Namun, menjadi politikus, kata Ahok, harus diringi dengan nurani.
"Kalau mereka yang jujur tak mau menjadi politikus, maka kursinya bakal dipakai oleh yang tak jujur," kata Ahok dalam sambutannya pada malam puncak "Menjadi Indonesia" yang diadakan oleh Tempo Institute di Galeri Nasional Jakarta, Rabu, 30 Oktober 2013. Ahok mengatakan, saat ini kebanyakan politikus dan pejabat publik kurang memperhatikan nasib rakyat, bukan karena tak tahu, "tapi pura-pura tak tahu".
Untuk itu, dia mengimbau agar para generasi muda tak hanya mengkiritik kebijakan pemerintah, tetapi juga harus mau masuk ke dalam dunia politik. Menurut Ahok, berpolitik, selain dengan nurani dan akal sehat, juga tetap harus penjagaan diri agar jangan sampai terhanyut.
Ahok mengaku semula tak peduli tentang politik. Namun, karena merasa terpanggil, akhirnya dia mencalonkan diri menjadi anggota DPRD kabupaten. "Bayangkan saja yang milih saya dulu hanya 92 orang. Saya terpilih menjadi anggota DPRD karena waktu itu ada kursi kosong," kata dia sambil tertawa.
Ketika itu, menjelang pemilihan, Ahok tak melakukan kampanye seperti calon lain. Dia hanya menyarankan agar masyarakat memilih orang yang jujur. Namun, saran itulah yang justru membawanya menjadi wakil gubernur saat ini. Menurut dia, jika seseorang berpolitik jujur dan menggunakan akal sehat, justru itu yang akan diingat oleh banyak orang. "Jadi, nasib bangsa ke depan ada di tangan Saudara-saudara semua".
FAIZ NASHRILLAH
Topik Terhangat:
Suap Bea Cukai | Buruh Mogok Nasional | Suap Akil Mochtar | Misteri Bunda Putri | Dinasti Banten
Berita Terpopuler:
Detik-detik Menegangkan Penangkapan Heru
Soal Lurah Susan, Menteri Gamawan Pasrah
Kekayaan Prabowo Lebih dari Rp 1,6 Triliun
Tolak Ahok, PPP Dinilai Mirip Anak Kecil
Polisi Penangkap Heru Teman Sekelas di SMA