TEMPO.CO, Slawi--Abrasi terus menggerus Pantai Purwahamba Indah, obyek wisata di Desa Purwahamba, Kecamatan Suradadi, Kabupaten Tegal. Hanya dalam kurun waktu empat bulan, abrasi telah mengikis daratan selebar sekitar 50 meter yang membentang sepanjang 500 meter.
Dari pantauan Tempo, Selasa, 29 Oktober 2013, terjangan ombak telah menjebol dinding sabuk pantai bagian barat. Akibatnya, taman berlantai paving block itu terputus menyisakan ceruk sedalam 1,5 meter yang langsung menjorok ke laut.
Ambrolnya dinding sabuk pantai itu menyebabkan sejumlah pohon peneduh tumbang dan dibiarkan terbengkalai. Di titik tengah lokasi abrasi, gelombang laut telah menggerus sepertiga badan jalan aspal yang menghubungkan pintu masuk timur dan barat.
"Saya masih buka warung di sana saat musim libur Idul Fitri lalu," kata Darsini, warga Dukuh Pandan Laut, Desa Purwahamba, sambil menunjuk ke arah laut. Karena daratan pantai saat itu masih luas, perempuan 36 tahun itu juga mendirikan 20 gubug di dekat warungnya.
Selain Darsini, masih ada puluhan pedagang lain yang mendirikan warung dan gubug di daratan yang berjarak sekitar 30 meter dari sabuk pantai. "Abrasi telah menghancurkan semuanya," ujar Darsini yang memindah warung baksonya di sisi selatan jalan aspal yang telah tergerus.
Karena warungnya tepat di selatan lokasi abrasi, omzet Darsini menurun drastis. Sebab, gubug-gubug di tepi pantainya telah hilang tak berbekas. "Dulu, cari Rp 100.000 masih mudah. Sekarang, sering dari pagi sampai sore tidak dapat uang sama sekali," kata ibu dua anak itu.
Kepala Unit Pelaksana Teknis Daerah (UPTD) Obyek Wisata Pantai Purwahamba Indah, Adi Priono, mengatakan abrasi terjadi sejak Juli lalu. "Ketinggian ombak tiap pukul 04.00 WIB sampai 07.00 WIB mencapai sekitar 2,5 meter," kata Adi saat ditemui di kantornya.
Selain menghancurkan sabuk pantai, Adi menerangkan, abrasi juga menumbangkan tiga gazebo di atasnya. "Abrasi ini berdampak pada menurunnya jumlahpengunjung sekitar lima sampai sepuluh persen," ujarnya. Di hari libur, jumlah pengunjung Pantai Purwahamba bisa mencapai 500 orang.
Sedangkan di hari biasa sekitar 200 orang. Dari hasil rapat antara UPTD, Badan Penanggulangan Bencana Daerah, dan Badan Lingkungan Hidup pada September, muncul wacana pembangunan pemecah gelombang (groin) sepanjang 100 meter untuk mengatasi abrasi.
"Tapi uangnya dari mana untuk membangun groin itu," ujar Kepala Bidang Obyek Wisata Dinas Pariwisata dan kebudayaan Kabupaten Tegal, Ginting Rasmin, yang sedang meninjau Pantai Purwahamba Indah. Sebab, pembangunan groin itu menelan biaya hingga ratusan juta rupiah.
Menurut Ginting, pembangunan bronjong (tanggul batu berpagar kawat) terbukti tidak ampuh dalam mencegah abrasi. Sebab, bronjong di Pantai Suradadi sudah ambrol dan hilang ditelan gelombang laut. "Semoga abrasi ini mendapat perhatian dari provinsi atau pusat," katanya.
DINDA LEO LISTY
Berita terkait:
Tragis, Pulau Tikus di Bengkulu Terancam Hilang
Abrasi, 200 Hektare Tambak di Demak Hilang
Dua Desa di Pantura Subang Berubah Jadi Lautan
Abrasi Pantai Tangerang Tiga Meter per Tahun