TEMPO.CO, Jakarta - Nama Prabowo Subianto selalu dikaitkan dengan kasus penculikan aktivis pada akhir masa Orde Baru. Mantan Komandan Jenderal Komando Pasukan Khusus (Kopasus) ini mengakui penculikan itu dan menganggapnya sebagai tindakan yang benar dalam pandangan rezim saat itu.
Pengakuan Prabowo diungkapkan secara blak-blakan dalam laporan utama majalah TEMPO edisi 28 Oktober 2013. "Kadang dalam pemerintahan, kita sebagai alat pemerintah menjalankan misi yang dianggap benar. Begitu ada pergantian pemerintah, pemerintah baru menganggapnya tidak benar. Saya, kan, hanya petugas saat itu," kata Prabowo.
Menurut Ketua Dewan Pembina Partai Gerindra ini, dia telah mempertanggungjawabkan perbuatan yang menjadi porsinya. "Saya tidak ke mana-mana, saya bertanggung jawab, saya tidak ngumpet," kata dia.
Kasus penculikan aktivis ini marak terjadi pada 1997-1998. Salah satu kelompok penculik itu bernama Tim Mawar yang berasal dari Kopassus, yang komandan jenderalnya adalah Prabowo. Penculikan oleh Tim Mawar ini akhirnya terungkap dan para penculiknya dihadapkan ke pengadilan militer. Meski beberapa aktivis yang diculik akhirnya bisa hidup bebas, namun sebagian lainnya raib tak diketahui nasibnya.
Prabowo mengaku tidak tahu pasti apakah ada tim lain di luar Tim Mawar. "Mungkin banyak tim, tapi saya tidak tahu. Saya hanya salah satu, kan, ada beberapa belas panglima," kata Prabowo.
Dia mengklaim orang-orang yang pernah diculiknya justru berterima kasih padanya. Mereka, kata Prabowo, kini memperjuangkan dirinya untuk menjadi presiden. Sebagian besar dari mereka sudah bergabung ke Gerindra, partai besutan Prabowo. "Sebagian sudah ada yang jadi anggota DPR, calon anggota DPR, atau jadi anggota biasa," kata dia.
TIM TEMPO | AMIRULLAH
Topik terhangat:
Prabowo Subianto | FPI Geruduk Lurah Susan | Misteri Bunda Putri | Dinasti Banten
Berita lainnya:
FPI Akan Demo Jokowi Soal Lurah Susan
Tak Hanya Susan, FPI Juga Bidik Lurah Grace
Perusak Rumah Adiguna Sutowo Bernama Floren
Ada Landasan Helikopter di Rumah Mewah Prabowo
Jakarta Marathon Bikin Macet, Jokowi: Biasanya Juga Macet