Ketika PPN akhirnya gagal menjadi partai, dan Gerindra belum memberikan solusi, saya sempat menjajaki kerja sama dengan Partai Pelopor dan PPDI. Tapi, karena tidak ada chemistry, maka hubungan pun tidak berlanjut. Lalu pertanyaannya mengapa dengan Gerindra justru terjadi chemistry? Saya memilih Gerindra karena: (1) saya mengenal banyak pengurus teras Gerindra jauh sebelum Partai didirikan; (2) Gerindra dikendalikan oleh anak-anak muda yang seangkatan dengan saya; (3) Gerindra punya semua syarat yang diperlukan untuk menjadi partai besar.
Ada juga yang menganggap bahwa saya mengidap stocholm syndrom. Sebuah kasus yang mengacu kepada sikap para korban penculikan yang kemudian berbalik mendukung para penculiknya. Mereka yang menuduhkan hal ini kepada saya telah dengan sengaja mengabaikan fakta bahwa saya pernah bertempur mati-matian melawan para penculik saya. Saya di satu sisi dan Prabowo beserta Tim Mawar di sisi yang lain pernah bertempur, bersimbah darah membela keyakinan masing-masing.
Suku Indian punya kepercayaan bahwa seorang Indian yang bertarung hidup mati dan bertukar darah dengan seekor beruang, dan masing-masing bertahan hidup, akan memiliki ikatan satu sama lain. Sang Indian akan mewarisi darah dan sifat beruang, dan sebaliknya, beruang pun akan mewarisi darah dan sifat Indian tersebut. Keinginan saya untuk membangun laskar paramiliter yang tangguh mungkin mewarisi darah Kopassus. Sebaliknya, keinginan Prabowo untuk membangun partai politik yang tangguh, mungkin mewarisi darah aktivis yang ada dalam diri saya.
Selanjutnya tentang nasib Prabowo