Sebelum saya memutuskan membangun (PPN), saya sudah mendengar bahwa Prabowo akan membangun partai dari salah seorang kawan aktivis. Saya pun segera mengontak Prabowo dan menceritakan bahwa saya sudah tidak lagi punya kendaraan politik. Prabowo saat itu meminta saya menghubungi Fadli Zon. Prabowo berkata bahwa Fadli Zon berniat membangun partai yang pengurusnya mayoritas anak-anak muda.
Saya pun segera menemui Fadli Zon dan berniat menggabungkan kekuatan PDP yang sempat saya galang dengan partai yang akan didirikannya. Namun tiba-tiba Fadli Zon sakit cukup parah dan komunikasi pun terputus. Didesak oleh kawan-kawan daerah, saya pun akhirnya mendirikan PPN pada tanggal 18 Desember 2007. PPN pun kemudian mendaftarkan diri pada Januari 2008. Ketika PPN sedang bersiap verifikasi, Prabowo meminta saya untuk bergabung ke Gerindra yang mendaftar belakangan. Karena sudah terlanjur punya partai sendiri, tentu saja saya tidak dapat memenuhi permintaan Prabowo.
Baru setelah PPN tidak berhasil lolos verifiksi Depkumham, kesempatan untuk bergabung dengan Gerindra kembali terbuka. Sebetulnya, saya berniat menggabungkan pengurus daerah yang telah saya bentuk ke dalam Gerindra. Tapi, karena alasan keruwetan administratif, saya diminta menunggu setelah Gerindra lolos verifikasi KPU. Baru setelah Gerindra lolos verifikasi KPU, Prabowo meminta saya kembali untuk bergabung.
Bagian Ketiga: