Perjuangan intraparlementer lewat partai
Dalam pemilu 1999, saya dicalonkan oleh PDIP sebagai Caleg DPR RI nomor 2 dari Kota Bogor. Saat itu saya belum berambisi jadi anggota DPR. Yang terpenting bagi saya adalah menjamin agar kekuatan pro demokarsi tampil sebagai pemenang dan membentuk pemerintahan. Pemilu 1999 tidak menghasilkan pemenang. Tidak ada satu pun dari 48 partai yang mampu mencapai mayoritas suara. PDIP adalah partai dengan perolehan suara tertinggi. Dalam Negara yang menganut sistem parlementer, partai yang memperoleh suara terbanyak berhak mendudukkan pimpinannya sebagai kepala pemerintahan.
Politik dagang sapi dan tekanan ekstraparlementer pun mewarnai Sidang Umum MPR 1999. Di kubu antireformasi terdapat laskar-laskar bentukan militer, seperti Pam Swakarsa. Sadar bahwa demokrasi berada dalam ancaman, saya pun segera membentuk laskar di bawah payung PDIP. Laskar ini saya beri nama Brigade Siaga Satu (Barisan Penjaga Demokrasi, Siap Antar Mega Menjadi RI Satu). Brigass, laskar ini biasa disebut, memang dirancang untuk memberi tekanan ekstraparlementer pembanding bagi tekanan-tekanan ekstraparlementer yang berasal dari kubu antireformasi.
SU MPR 1999 akhirnya memutuskan Gus Dur dan Megawati sebagai pasangan Presiden dan Wakil Presiden. Brigass tetap dilanjutkan dan dibangun sebagai ormas. Banyak pihak yang kemudian melancarkan isu bahwa Brigass dibiayai oleh Prabowo dan dilatih oleh Tim Mawar. Sebuah isu yang berlebihan dan menyesatkan. Brigass dibangun murni dari sumbangan kawan-kawan PDIP. Sebagai bagian dari kekuasaan, tentu tidak sulit menggalang dana untuk mengelola ormas. Kecaman juga datang dari kawan-kawan sesama aktivis. Mereka mengatakan, ”Pius yang dulu antimiliter kini membangun kekuatan paramiliter. Mereka lupa bahwa demokrasi membolehkan penggunaan kekerasan (kekuatan militer atau paramiliter) sepanjang untuk melindungi demokrasi.
Dari tahun 1999-2004, saya disibukkan dengan kegiatan membangun Brigass. Pada akhir tahun 2003, anggota Brigade Brigass telah mencapai jumlah hampir 12.000 orang. Brigade Brigass rutin melakukan perekrutan anggota lewat sekolah gratis persamaan, pendidikan politik, pelatihan beladiri Merpati Putih, pendidikan satpam, dan penyaluran kerja. Brigass pun pelan-pelan “menjinakkan diri” ketika era laskar sudah berlalu. Sebagai gantinya, sejak tahun 2001, Brigass mendirikan PT Brigass Trilanang Secutity. Sampai saat ini, PT Brigass telah berhasil meyalurkan kerja ribuan anggotanya.
Selanjutnya tentang kisruh di PDIP