TEMPO.CO, Jakarta - Bunda Putri alias Non Saputri (baca pula: Halo, Saya Bunda Putri) ternyata pernah bangkrut. Perusahaannya, PT Dwipa Kreatek Persada, tutup karena sepi order. Didirikan pada 2002, perusahaan yang berkantor di Gedung Yarnati, Jalan Proklamasi 44, Menteng, Jakarta Pusat, menjadi distributor pupuk dan hasil-hasil pertanian.
Muhtar Syahroni, pengelola gedung Yarnati, membenarkan informasi yang mengatakan bahwa Saputri pernah berkantor di sana. Saputri menyewa satu lantai di lantai satu untuk menjalankan bisnisnya. Namun, dua tahun setelah berkantor, usahanya mulai sepi. “Perusahaan bangkrut pada 2005 karena tak mendapat order,” kata Muhtar.
Menurut Ahmad Rifai, petugas distribusi arsip Percetakan Negara, PT Dwipa Kreatek Persada tidak terdaftar dalam berita negara. "Di database kami, atas nama PT itu tidak ada. Artinya, belum diberitanegarakan," ujarnya.
Menurut Rifai, untuk menjadi berita negara, perusahaan yang bersangkutan harus mendaftar ke Kementerian Hukum dan HAM. "Daftar dulu ke Kementerian," dia melanjutkan.
Meski tidak terdaftar dalam berita negara, Rifai melanjutkan, bukan berarti perusahaan itu fiktif. "Mungkin ada tapi belum di-BN-kan."
Bunda Putri disebut-sebut sebagai tokoh kunci dalam kasus suap kuota impor daging. Belakangan beredar fotonya dengan sejumlah pejabat, eks pejabat, dan politikus seperti Gita Wirjawan, Andi Mallarangeng, Sutiyoso, dan tokoh PKS Hilmi Aminuddin. Di PKS, Bunda Putri juga dijuluki Bunda Daging.
.
ATMI PERTIWI
Terpopuler
Mitos di KPK, Tahanan Punya Istri Lebih dari Satu?
Proyek Wawan di Kantor Airin: Trotoar Rp 17,8 M
Seks Oral di Kantin Sekolah, Dua Pelajar Dihukum
Proyek Wawan di Kantor Airin: Rehab Sungai Rp 11 M
Cara Hindari Antrean Pemasangan BBM
Pengacara Tak Tahu Suami Airin Punya Wanita Lain
Suami Atut Stroke Tetap Nyaleg, Ini Kata Bawaslu
Beda iPad Mini 2 dan Pendahulunya
Ruhut: Katanya Ormas Budaya, PPI Kok Ngomong Gosip