Lupa Kata Sandi? Klik di Sini

atau Masuk melalui

Belum Memiliki Akun Daftar di Sini


atau Daftar melalui

Sudah Memiliki Akun Masuk di Sini

Konfirmasi Email

Kami telah mengirimkan link aktivasi melalui email ke rudihamdani@gmail.com.

Klik link aktivasi dan dapatkan akses membaca 2 artikel gratis non Laput di koran dan Majalah Tempo

Jika Anda tidak menerima email,
Kirimkan Lagi Sekarang

Putri Sultan Menikah, Siswa Sekolah Diliburkan  

Editor

Zed abidien

image-gnews
GKR Hayu dan KPH Notonegoro saling bercakap-cakap sebelum berfoto bersama di Bangsal Kesatriyan, kompleks Keraton Yogyakarta, Selasa (22/10). TEMPO/Suryo Wibowo
GKR Hayu dan KPH Notonegoro saling bercakap-cakap sebelum berfoto bersama di Bangsal Kesatriyan, kompleks Keraton Yogyakarta, Selasa (22/10). TEMPO/Suryo Wibowo
Iklan

TEMPO.CO, Yogyakarta - Para siswa dari sekolah dasar (SD) hingga sekolah menengah atas yang berada di kawasan Malioboro diliburkan sementara untuk menyaksikan jalannya kirab kereta dalam puncak resepsi pernikahan putri Sultan Hamengku Buwono X, GKR Hayu, dan KPH Notonegoro, Rabu pagi, 23 Oktober 2013.

Setidaknya ada 10 sekolah, baik SD hingga SMA, di kawasan Malioboro yang libur demi menyaksikan kirab itu.

Muhammad Rifai, guru Sekolah Dasar Netral D Sosrowijayan Yogyakarta, menuturkan, di sekolahnya, para siswa dari kelas I hingga VI diminta turut menyaksikan jalannya proses kirab kereta yang diselenggarakan dari pukul 08.00 hingga 11.00 WIB.

"Untuk siswa kelas IV-VI, seusai kirab, wajib membuat tulisan mengenai apa yang mereka lihat dan respons," kata Rifai kepada Tempo. Sementara untuk siswa kelas I-III hanya diwajibkan menonton dengan pendampingan orang tua.

Rifai menuturkan, ajakan kepada siswa untuk menonton hajatan nikah putri Keraton Yogya itu sebagai upaya mengenalkan tradisi dari lapangan secara langsung. Mengingat peristiwa pernikahan ala Keraton Yogya ini merupakan peristiwa langka.

"Pusat budaya Yogya tak lain adalah tradisi keraton, sehingga peristiwa semacam ini wajib diketahui generasi muda. Tidak hanya secara tekstual lewat buku atau nonton televisi, tapi langsung agar utuh suasananya," kata dia.

Para siswa di SD Netral D sendiri dibebaskan mau menulis apa saja soal peristiwa itu. Entah dari acara utamanya, yakni kirab, atau kondisi sekitar yang berkaitan. Seperti pedagang yang mengais rezeki juga wisatawan yang memadati acara itu.

Iklan
Scroll Untuk Melanjutkan

"Tak perlu pakai wawancara, cukup yang mereka lihat dan rasakan," kata dia. Tulisan itu akan menjadi pendukung dalam mata pelajaran bahasa Indonesia dan seni budaya.

Kebijakan meliburkan siswa sementara demi melihat kirab ini bukan instruksi Pemerintah Kota Yogyakarta. "Ini inisiatif sekolah-sekolah di kawasan Malioboro saja," kata dia.

Raihan, seorang siswa kelas VI SD Netral D Yogyakarta, menyatakan senang bisa melihat langsung kirab kereta itu. Ia bahkan memanjat sebuah tiang lampu di pinggiran Malioboro agar tidak terhalang para wisatawan yang menyemut. "Keretanya bagus-bagus," kata dia.

PRIBADI WICAKSONO

Berita Terpopuler:
Vicky Prasetyo Senang Bisa Meng-Islam-kan Corrien
Wah, Wali Kota Airin Dalam Incaran KPK
Uang Rp 2,7 Miliar Bukti Suap Baru Akil Mochtar
Kasus Pelecehan Seksual di SMP 4 karena Kepolosan
Marzuki Alie: Ada Duit Suap ke Kongres Demokrat

Iklan



Rekomendasi Artikel

Konten sponsor pada widget ini merupakan konten yang dibuat dan ditampilkan pihak ketiga, bukan redaksi Tempo. Tidak ada aktivitas jurnalistik dalam pembuatan konten ini.

 

Video Pilihan

Prosesi Siraman Calon Pengantin Dhaup Ageng Pura Pakualaman

9 Januari 2024

Prosesi Siraman Dhaup Ageng Pura Pakualaman Selasa, 9 Januari 2024. Dok. Pura Pakualaman
Prosesi Siraman Calon Pengantin Dhaup Ageng Pura Pakualaman

Calon pengantin Dhaup Ageng atau pernikahan agung yang digelar Pura Pakualaman Yogyakarta menjalani prosesi siraman.


Wisatawan Jangan Cari Jajanan di Sekitar Pura Pakualam Yogyakarta

5 Januari 2019

Pura Pakualaman Yogya bersiap menggelar Dhaup Ageng. Tempo/Pribadi Wicaksono
Wisatawan Jangan Cari Jajanan di Sekitar Pura Pakualam Yogyakarta

Resepsi pernikahan putera Mahkota Pura Pakualam Yogyakarta berlangsung pada Sabtu dan Minggu, 5 - 6 Januari 2019.


Putri Sultan Dapat Kado Tea Set dari Presiden SBY

25 Oktober 2013

Ribuan warga berebut mengabadikan kereta Kyai Wimono Putro yang ditumpangi Sri Sultan Hamengkubuwono X dan GKR Hemas saat berlangsungnya kirab pasangan pengantin GKR Hayu dan KPH Notonegoro di jalan Malioboro, Yogyakarta (23/10).  TEMPO/Suryo Wibowo.
Putri Sultan Dapat Kado Tea Set dari Presiden SBY

Ada amplop berisi kartu yang berfungsi sebagai kunci kamar hotel.


Angpau Pernikahan Anak Sultan Yogya Mulai Dihitung

24 Oktober 2013

Pasangan pengantin GKR Hayu dan KPH Notonegoro melambaikan tangan kepada warga saat meninggalkan Keraton Yogyakarta untuk mengikuti kirab di Yogyakarta (23/10/2013). Selain kereta Kyai Jongwiyat yang ditunggangi pasangan pengantin, kirab ini diikuti oleh 12 kereta milik  Keraton Yogyakarta, 60 kuda, 240 prajurit tradisional Keraton. TEMPO/Suryo Wibowo.
Angpau Pernikahan Anak Sultan Yogya Mulai Dihitung

Usai penghitungan sumbangan tamu, petugas dari Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) kemungkinan akan ke Keraton.


Dua Tari Klasik di Pernikahan Agung Keraton Yogya  

23 Oktober 2013

Anak-anak dan menantu Sri Sultan Hamengkubuwono X berfoto bersama (ki-ka) KPH Yudonegoro, GKR Bendara (putri bungsu), KPH Wiranegara, GKR Pembayun (putri sulung), GKR Hayu (putri keempat), KPH Notonegoro, GKR Condrokirono (putri kedua), GKR Maduretno (putri ketiga), dan KPH Purbodiningrat di Bangsal Kesatriyan, kompleks Keraton Yogyakarta, (22/10). TEMPO/Suryo Wibowo.
Dua Tari Klasik di Pernikahan Agung Keraton Yogya  

Tari Bedhaya Manten Sangaskara dan Tari Lawung Ageng ditampilkan dalam pernikahan putri Sri Sultan Hamengku Buwono X.


Usai Kirab Pengantin, Sampah Malioboro Lima Ton  

23 Oktober 2013

Kereta Kyai Jongwiyat yang ditunggangi pengantin GKR Hayu dan KPH Notonegoro melewati kawasan Titik Nol Kilometer, Yogyakarta (23/10). Selain kereta Kyai Jongwiyat yang ditunggangi pasangan pengantin, kirab ini diikuti oleh 12 kereta milik  Keraton Yogyakarta, 60 kuda, 240 prajurit tradisional Keraton dan diamankan oleh 3000an relawan. TEMPO/Suryo Wibowo.
Usai Kirab Pengantin, Sampah Malioboro Lima Ton  

Volume sampah di kawasan Malioboro, usai berlangsungnya kirab pengantin keraton, sekitar lima ton.


Royal Weding Yogya Diberitakan Media Inggris

23 Oktober 2013

Pasangan pengantin GKR Hayu dan KPH Notonegoro melambaikan tangan kepada warga saat meninggalkan Keraton Yogyakarta untuk mengikuti kirab di Yogyakarta (23/10/2013). Selain kereta Kyai Jongwiyat yang ditunggangi pasangan pengantin, kirab ini diikuti oleh 12 kereta milik  Keraton Yogyakarta, 60 kuda, 240 prajurit tradisional Keraton. TEMPO/Suryo Wibowo.
Royal Weding Yogya Diberitakan Media Inggris

Dalam laporannya, Daily mail juga menampilkan banyak foto selama proses adat berlangsung.


Pengantin Keraton Dikirab, Toko di Malioboro Tutup  

23 Oktober 2013

Kereta Kyai Jongwiyat mengikuti gladi kotor kirab pernikahan agung GKR Hayu dan KPH Notonegoro dari Museum Kereta Keraton menuju Pendopo Kepatihan Yogyakarta (11/10/2013).  TEMPO/Suryo Wibowo.
Pengantin Keraton Dikirab, Toko di Malioboro Tutup  

Sejak pagi hari, masyarakat memadati Jalan Malioboro hingga memenuhi emperan toko.


Resepsi Nikah Putri Sultan Bersuasana Hijau Tosca

23 Oktober 2013

Resepsi Nikah Putri Sultan Bersuasana Hijau Tosca

Putri Sultan Hamengku Buwono X, Gusti Kanjeng Ratu Hayu, suka warna hijau tosca dan ungu.


Kirab Putri Sultan, Polisi Berseru Awas Copet  

23 Oktober 2013

GKR Hayu dan KPH Notonegoro saling melempar sirih saat prosesi Panggih di Bangsal Kencono, kompleks Keraton Yogyakarta, Selasa (22/10). Prosesi Panggih yang mempertemukan kedua pengantin dan Pondongan yang memberi penghormatan kepada putri raja setelah diperistri oleh laki-laki dari kalangan rakyat biasa ini merupakan acara penting prosesi pernikahan agung GKR Hayu dan KPH Notonegoro dan akan diikuti oleh kirab pengantin besok Rabu (23/10). TEMPO/Suryo Wibowo
Kirab Putri Sultan, Polisi Berseru Awas Copet  

Dua polisi berdiri di atas mobil terus menerus memperingatkan pengunjung agar waspada terhadap copet.