TEMPO.CO, Jakarta - Rektor Universitas Paramadina Jakarta, Anies Baswedan menuturkan, hubungan dekat keluarganya dengan Keraton Yogyakarta sudah lama terjalin. Pendiri gerakan Indonesia Mengajar itu pun turut hadir sebagai salah satu tamu very important person (VIP) dalam acara pernikahan putri Sultan Hamengku Buwono X, GKR Hayu dan KPH Notonegoro di Yogyakarta.
"Jadi apa pun acara yang digelar Keraton Yogya, seperti royal wedding sekarang, saya selalu usahakan hadir karena ini sudah seperti acara saudara," kata Anies kepada Tempo, Selasa, 22 Oktober 2013.
Menurut pria yang kini menjadi salah satu peserta Konvensi Partai Demokrat itu, keluarganya punya hubungan dekat dengan Keraton Yogya sejak masa Sultan Hamengku Buwono IX, terutama di masa perjuangan dan awal kemerdekaan Indonesia. Mulai dari kakeknya, Abdul Rahman Baswedan, yang dikenal sebagai AR. Baswedan yang tercatat sebagai pejuang nasional. Juga ayahnya, Rasyid Baswedan.
"Sejak kakek dan ayah saya, hubungan dengan Keraton Yogya itu pun terus tumbuh sampai sekarang. Saya tak mungkin putuskan tali silaturahmi yang sudah dibangun itu," kata dia. Anies mengungkapkan, alasan awal leluhur dan keluarganya memilih hidup di Yogyakarta tak lain berkat bujukan dari Sultan HB IX, ayah Sri Sultan HB X.
Tak hanya acara keluarga inti Keraton, Anies mengaku juga selalu hadir jika kerabat Keraton lainnya punya hajat. Entah acara besar atau kecil. "Termasuk bila kakak atau adik Sultan punya acara, saya datang. Bagi kami itu acara keluarga dekat, entah besar atau kecil," kata dia. Anies merasa takjub dengan kultur pernikahan putri Sultan itu.
"Keraton mampu membingkai tradisi Jawanya dengan tak melupakan rasa modern. Kemampuan mengkombinasikan zaman yang berbeda ini yang langka," kata dia. Misalnya, keterbukaan dalam membuat kartu undangan elektronik hingga pembuatan situs resmi sebagai sarana informasi.
Anis menambahkan, tradisi yang kini dimiliki Keraton Yogya merupakan satu dari segelintir kekayaan bangsa yang masih bertahan di era gempuran zaman yang meminggirkan aspek lokalitas. "Ini seperti bukti hidup bahwa Indonesia masih punya kekayaan kultural sampai sekarang. Tak hanya Jawa yang bertanggung jawab atas kelangsungan ini, tapi Indonesia seluruhnya," kata dia.
PRIBADI WICAKSONO
Berita Terkait
Sultan Merasa Plong Semua Anak Sudah Menikah
Gladi Bersih Kirab Kereta Keraton Ditunda
Ini Ritual Lengkap Panggih Pengantin
Putri Sultan Jalani Gladi Bersih Panggih Pengantin
Putri Sultan Yogya Pernah Tolak Lamaran Notonegoro