TEMPO.CO, Semarang - Pakar Hidrologi Universitas Diponegero Semarang, Nelwan, memprediksi peradaban Kota Tua di Kota Semarang bakal hilang dilibas genangan air laut 10 tahun lagi. Pendapat itu berdasarkan hitungan tingkat elevasi air laut dengan permukaan tanah di kawasan tersebut yang kurang dari satu meter.
“Diperkirakan 10 tahun lagi akan tergenang, karena tanah di kawasan tersebut semakin turun,” kata Nelwan, Jumat, 11 Oktober 2013.
Dia menjelaskan, saat ini kondisi tanah di kawasan utara Semarang dan dekat pelabuhan Tanjung Mas itu terus turun 7 hingga 8 sentimeter per tahun. Kawasan Kota Lama dan sekitarnya akan tergenang karena elevasi air laut dengan tanah kurang dari satu meter. “Dampaknya, kawasan yang ada tak bisa digunakan karena sudah terkepung air,” ujar Nelwan.
Kawasan yang terancam tergenang itu meliputi Pasar Johar, Kantor Pos Besar, dan bangunan bekas perkantoran perusahaan zaman kolonial di Kota Lama. “Kondisi tanah di kawasan itu sudah mulai tak mampu menahan luapan air laut saat muncul rob,” katanya.
Menurut Nelwan, ancaman genangan di kawasan Kota Tua di Semarang itu akibat pengambilan air bawah tanah secara berlebihan dan pengerukan pelabuhan dermaga di Tanjung Mas. “Penyebab paling mencolok adalah pengerukan pendalaman dermaga pelabuhan,” ujar Nelawan. Pengerukan itu menyebabkan longsoran tanah makin cepat.
Nelwan merekomendasikan agar pemerintah menata ulang penggunaan air baku yang diambil dari bawah tanah di kawasan Kota Semarang. Selain itu pengelola pelabuhan menciptakan dermaga di kawasan tengah pantai untuk menghindari penurunan permukaan tanah. “Buat semacam tanjung yang menjorok ke laut agar kondisi pantai tak longsor yang mengakibatkan penurunan tanah,” ujarnya.
Kepala Bidang Sumber Daya Air, Energi, dan Geologi Dinas Pengelolaan Air Dan Sumber Daya Minieral Kota Semarang, Rosyid Hudoyo, membenarkan ancaman itu. Dia menyatakan pemerintah Kota Semarang sedang mengupayakan penyelamatan ancaman penurunan permukaan tanah. “Penyelamatan Kota Lama dengan membangun polder di Tawang dengan sistem pompa air,” kata Rosyid.
Saat ini polder seluas satu hektare berada di kawasan Kota Tua disudet aliran airnya untuk dialirkan ke Kali Semarang dengan cara dipompa ke laut. Tapi itu hanya tindakan antisipatif. Upaya jangka panjang adalah dengan menerbitkan perda air bawah tanah dan sistem induk drainase.
EDI FAISOL
Berita Terpopuler
SBY: Saya Bukan Pejabat Kacangan
Gaji Hakim Konstitusi Cukup buat 'Lima Istri'
SBY Minta Luthfi Hasan Tak Bersaksi Palsu
200 Tanah Suami Airin, dari Banten sampai Melbourne
Cara Atut Menjadi Gubernur Banten Versi Jazuli