TEMPO.CO, Sumenep- Para petani di Desa Gaddu Barat, Kecamatan Ganding, Kabupaten Sumenep, Jawa Timur, menggelar acara tasyakkuran atas suksesnya tanam tembakau mereka. Faik Rahman, salah satu petani menuturkan meski di awal musim tanaman sempat dua kali rusak karena hujan, namun kondisi cuaca yang terus membaik membuat tembakaunya bisa dipanen dan terjual dengan harga mahal. "Harga tembakau sekarang Rp 40 ribu perkilogram, sangat menguntungkan," katanya, Jumat, 4 Oktober 2013.
Menurut Faik, dari 2.500 bibit tembakau yang dia tanam mampu menghasilkan uang sebanyak Rp 25 juta. Adapun modalnya yang dikeluarkan berkisar Rp 6 juta. "Dua tahun terakhir gagal dapat untung, tahun ini bisa untung lagi," ujarnya.
Baca Juga:
Kepala Bidang Perkebunan Dinas Kehutanan dan Perkebunan Sumenep Nasah Bandi membenarkan naiknya harga tembakau. PT Gudang Garam, kata dia, yang semula membuka harga pembelian di kisaran Rp 24 ribu hingga Rp 36 ribu perkilogram pada September, naik jadi Rp 24 ribu hingga 42 ribu perkilogram pada awal Oktober. "Cuaca panas yang baik membuat kwalitas tembakau petani juga baik," katanya.
Hingga 2 Oktober lalu, menurut Nasah, PT Gudang Garam sudah melakukan pembelian sebanyak 591 ribu ton dari 1600 ton tembakau yang ditargetkan. Nasah Bandi berharap PT Gudang Garam terus melakukan pembelian karena masih ada tembakau petani yang belum dipanen.
Kuasa pembelian PT Gudang Garam di Sumenep, Fredy Kustianto meminta petani menjual tembakau sendiri ke gudang tanpa melalui pengepul atau bandul. Permintaan ini terkait banyaknya keluhan bahwa para bandul menawar murah tembakau petani. "Gudang Garam tidak punya perwakilan di desa-desa, jadi petani jual langsung saja ke kami," katanya.
MUSTHOFA BISRI