TEMPO.CO, Jakarta - Kasus suap yang melibatkan Ketua Mahkamah Konstitusi Akil Mochtar telah mencoreng integritas Mahkamah Konstitusi. Mantan Ketua Mahkamah Konstitusi Mahfud Md pesimis kedepannya lembaga yang pernah dia pimpin itu akan dipercaya oleh masyarakat "Putusan MK akan dicibir terus. Kalau nanti yang menyuap menang akan ada suara 'itu tu karena hakim sudah disuap semua' kalau kalah 'kasian itu dikorbankan karena nyuap ketahuan," kata Mahfud saat ditemui di ruang wartawan MK, Jakarta, Jumat, 4 Oktober 2013.
Rabu malam lalu Akil ditangkap Komisi Pemberantasan Korupsi di kediamannya di Kompleks Widya Chandra, Jakarta Selatan. Dia ditangkap bersama dengan anggota DPR dari Partai Golkar, Chairun Nisa dan pengusaha Cornelis Nalau. Kedua tamu Akil ini diduga datang untuk memberikan suap kepada Akil terkait pengurusan sengketa Pilkada Gunung Mas. Bupati Gunung Mas Hambit Bintah juga ditetapkan sebagai tersangka dalam kasus ini.
Selain itu, KPK juga menetapkan Akil sebagai tersangka dalam kasus suap pengurusan sengketa Pilkada Lebak, Banten. Politikus Golkar yang banting setir menjadi hakim konstitusi itu disebut menerima uang dari advokat Susi Tur Handayani, dan Tubagus Chaeri Wardana. Tubagus adalah suami dari Walikota Tangerang Selatan Airin Rachmi Diany. Dia juga adik dari Gubernur Banten Ratu Atut Choisiah.
Mahfud memperkirakan, kepercayaan masyarakat terhadap MK akan sangat menurun. Menurut dia, MK akan membutuhkan waktu lama untuk merehabilitasi nama besarnya agar dipercaya lagi. Mahfud menilai masyarakat akan berpikir negatif jika seseorang ingin memperkarakan kasus ke Mahkamah Agung lagi. "Siapkan uang saja, beres," katanya.
ALI AKHMAD