TEMPO.CO, Mataram--Tiga produk alam Nusa Tenggara Barat (NTB) berupa kangkung Lombok, Madu Sumbawa dan Susu Kuda Liar sudah dilindungi hak paten. Ini adalah bagian dari kekayaan indikasi geografis. Masih ada lagi yang harus dilindungi hak paten agar tidak diakui daerah lain diantaranya adalah tenunan Lombok, Sumbawa, Dompu dan Bima. Sebab tidak sedikit para perancang busana nasional yang berasal dari daerah lain menggunakan bahan tenunan asal NTB mengikuti lomba rancang busana.
Kreasi lain berupa kerajinan cukli yang dibuat dari kulit kerang mutiara, kerajinan anyaman rumput ketak, atau kerajinan gerabah yang difungsikan sebagai peralatan makan. Bahkan perhiasan mutiara berbagai bentuk seperti kalung, bros dan anting-anting.
Gubernur NTB Muhammad Zainul Majdi sewaktu melakukan silaturahim dengan pengurus Dewan Kerajinan Nasional Daerah (Dekranasda) NTB meminta produk lokal sebanyak mungkin dilindungi hak paten. Kain tenun asal NTB perlu perhatian.
"Tidak masalah menjadi konsumsi nasional asal tidak mengingkari sebagai produk NTB," katanya, Senin 30 September 2013.
Zainul Majdi dan istri Erica Lucyfara Panjaitan bersama Wakil Gubernur Muhammad Amin dan istri Siti Syamsiah menemui para pengurus Dekranasda NTB dan pengusaha kerajinan di Pendopo Gubernur NTB. Sekretaris Dekranasda NTB Abdul Haris menyebutkan keberhasilan pengusaha sekaligus pengrajin kulit kerang mutiara Efdalius Ruswandi yang mengikutkan produk tempat sabun memenangkan lomba yang diadakan Dekranas di Jakarta.
Juga ada penghargaan lain yang diterima oleh produk kerajinan anyaman Ketak berupa dulang saji yang dihasilkan Mawar dan perhiasan mutiara yang dihasilkan Riana dari Lombok NTB Pearl. Perancang lainnya Epoel Daeng Hasan yang selama ini dikenal merancang busana juga menghasilkan peralatan tata saji. "Tidak sedikit peserta rancang busana yang menggunakan bahan tenunan asal NTB," ujar Abdul Haris.
Efdalius Ruswandi sendiri menjelaskan kepada Zainul Majdi, bahwa sampai saat ini sudah melatih pengrajin daerah lain membuat kerajinan kerang mutiara di 13 daerah provinsi se Indonesia. Sedangkan Mawar setiap bulan mengeskpor 5.000 potong barang anyaman Ketak.
SUPRIYANTHO KHAFID
Terhangat
Edsus LEKRA | Senjata Penembak Polisi | Mobil Murah
Baca juga:
Lobi Meja Makan ala Jokowi Dipuji
AC Pesawat Mati? Ini Kata Dirut Lion Air
Diminta Tak Tergiur Jadi Capres, Jokowi: Apa?
Ahok: Menperin Jangan Sampai Bohongi Menkeu