TEMPO.CO , Jakarta:Menteri Kesehatan Nafsiah Mboi resah dengan semakin tingginya perokok aktif di Indonesia. Berdasarkan data resmi Kemenkes, pada 2011 sebanyak 67,4 persen laki-laki di Indonesia merokok. Ironisnya lagi perokok laki-laki ini menempati jumlah tertinggi di dunia. Sedangkan jumlah perokok perempuan dalam sepuluh tahun terakhir meningkat empat kali lipat dari 1,3 persen menjadi 4,2 persen.
Hal yang lebih mengkhawatirkan menurut Nafsiah adalah fakta bahwa perokok aktif dari kalangan remaja juga terus meningkat. Dalam sepuluh tahun terakhir jumlah perokok aktif remaja laki-laki meningkat tiga kali lipat, dan lima kali lipat pada remaja perempuan. "Sebanyak 20,3 persen anak sekolah adalah perokok aktif."
Tak hanya itu, meningkatnya perokok aktif juga semakin memberi dampak buruk pada perokok pasif. Lebih dari separuh perokok pasif adalah kelompok rentan seperti perempuan dan balita. Berdasarkan hasil Riset Kesehatan Dasar 2010, lebih dari separuh populasi balita di Indonesia terpapar asap rokok. Sebanyak 7 dari 10 anak sekolah usia 13-15 tahun terpapar asap rokok di dalam rumah.
Sebelumnya Nafsiah mengatakan Indonesia belum juga meratifikasi konvensi pengendalian tembakau (FCTC).
Untuk mengurangi dampak dan bahaya rokok terhadap kesehatan inilah, Nafsiah mengatakan kementerian kesehatan terus menggalang dukungan dan berkoordinasi dengan kementerian lain mendorong segera diratifikasinya FCTC. Rencana ratifikasi ini kata Nafsiah sudah sampai di meja presiden. "Perkembangannya, FCTC ini sudah dibahas dan masih dalam proses."
IRA GUSLINA SUFA| JULI
Topik terhangat:
Mobil Murah | Kontroversi Ruhut Sitompul | Mun'im Idris Meninggal | Info Haji
Berita lainnya:
Jokowi Blusukan Masuk The New York Times
Akbar Tanjung Kaget Jokowi Dapat Peci Gus Dur
Cara Mun'im Ungkap Kasus Munir
Surat Edaran Prudential Tentang Klaim Asuransi AQJ