TEMPO.CO, Jakarta - Ahli forensik Mun'im Idris meninggal pada pukul 02.32 WIB, Jumat, 27 September 2013, di Rumah Sakit Cipto Mangunkusumo, Salemba, Jakarta Pusat. Tiga hari sebelumnya, Muni'm sempat menjalani operasi kanker pankreas selama 6,5 jam.
Elita Mirnawaty, 44 tahun, putri ketiga Mun'im, mengatakan operasi pada Selasa lalu berjalan lancar. Namun, setelah itu, kondisi pria 66 tahun asal Pekalongan, Jawa Tengah, itu menurun tajam. "Nafasnya agak sesak," katanya kepada Tempo di Rumah Duka RSCM. "Pas malam tadi kondisinya menurun."
Menurut Elita, Mun'im memiliki sejumlah penyakit lain, di antaranya jantung dan diabetes. Untuk penyakit jantung, dokter yang menyelidiki kematian aktivis Munir itu sudah menderitanya sejak tiga tahun terakhir. Di jantungnya pun sudah terdapat tiga ring. Sementara diabetes diderita Mun'im sekitar 10 tahun.
Meski memiliki sejumlah penyakit berat, kata Elita, keluarga tak mendapatkan informasi dari pihak dokter bahwa Muni'm meninggal karena komplikasi. "Enggak ada keterangan komplikasi dari dokter," kata Elita dengan mata memerah dan nafas tersengal-sengal.
Elita mengatakan Muni'm masuk ke Instalasi Gawat Darurat RSCM sejak Sabtu, 7 September 2013. Awalnya, Elita mengira Mun'im terkena penyakit hepatitis D. Musababnya, "Semua badannya kuning." Ternyata, Elita menuturkan, ada batu di empedu ayahnya. Pada Kamis, 12 September, Munim menjalani operasi. "Waktu itu dikeluarkan pakai selang."
Saat ini, jenazah Mun'im masih disemayamkan di Ruang Duka RSCM. Rencananya, jenazahnya akan dikebumikan di Tempat Pemakaman Umum (TPU) Menteng Pulo, Jakarta Pusat, siang ini. "Setelah salat Jumat baru dimakamkan," kata Elita.
SINGGIH SOARES
Terhangat:
Lurah Lenteng Agung | Mobil Murah | Kontroversi Ruhut Sitompul
Berita Terpopuler
Jokowi: Lurah Susan Tak Akan Dipindah
Ini Pengakuan Tersangka Penyekap Penjual Kopi
Ahok Tuding Ada Provokator Demo Lurah Susan
Perempuan Cantik di Seputar Narkoba
Demo Lurah Susan, Pengamat: Politik Dalih Agama