TEMPO.CO, Jakarta - Presiden Susilo Bambang Yudhoyono bertemu aktor Hollywood, Harrison Ford, di Kantor Kepresidenan Jakarta, Selasa, 10 September 2013. Dalam pertemuan itu, Harrison berkesempatan mewawancarai SBY. Lantas apa alasan SBY mau diwawancarai aktor Hollywood?
"Ini sesuatu yang positif," kata juru bicara Kepresidenan, Julian Aldrin Pasha, di halaman parkir kompleks Istana Kepresidenan, Selasa siang. Menurut dia, wawancara dalam rangka pembuatan film dokumenter ini tidak bersifat nirlaba. "Ditujukan untuk penyelamatan hutan, lingkungan, dan mengatasi perubahan lingkungan."
Menurut Julian, wawancara selama 30-40 menit itu menyinggung isu-isu strategis ihwal kebijakan pemerintah dalam penyelamatan lingkungan di Tanah Air. "Intinya, Indonesia sangat serius untuk upaya menyelamatkan lingkungan kita, baik itu hutan, laut, dan yang lain," ujarnya. "Indonesia tidak ingin kerja sendiri, kita juga ingin bekerja sama dengan negara lain."
Berdasarkan agenda resmi presiden, wawancara dijadwalkan pukul 10.00 WIB. Namun hingga dua jam setelahnya tak diketahui kedatangan Harrison di Istana. Biro Pers Istana Kepresidenan menyatakan, pertemuan tersebut tertutup untuk media. Keterangan resmi dari pihak Istana baru ada sekitar pukul 12.30 WIB.
Sebelumnya, Harrison mewawancarai Menteri Kehutanan Zulkifli Hasan sebagai bagian dari serial dokumenter tentang lingkungan yang tengah digarapnya, Years of Living Dangerously. Namun, wawancara tidak berlangsung dengan baik. "Ini bukan wawancara seperti biasa, tapi buat film. Saya tidak terlatih acting. Dia emosinya tinggi. Saya kagok juga didandani macam-macam," kata Menteri Kehutanan Zulkifli Hasan usai wawancara.
Usut punya usut, dalam wawancara, Menteri Zulkifli sebenarnya tak didandani secara berlebihan. Ia bahkan tetap mengenakan seragam Kementerian Kehutanan yang berwarna coklat muda. Hanya saja, beberapa kru memang mengaplikasikan make up agar muka sang menteri tak berminyak. Selain itu, beberapa alat perekam juga dipasangkan ke tubuhnya.
Yang pasti, Zulkifli mengaku tak nyaman dengan pertanyaan yang diajukan oleh Ford. Di antaranya adalah soal pembiaran perambah hutan yang merusak Taman Nasional Tesso Nilo di Riau.
PRIHANDOKO
Berita Terpopuler
Lukisan Karya Van Gogh Teronggok Lama di Loteng
Empat Aktor Muda Garap Film Wanita
Miley Cyrus Batal Jadi Cover Majalah Vogue
Jadi Lady Diana, Naomi Watts Dikritik Media
Dul Jalani Home Schooling Sejak Juni