TEMPO.CO, Malang - Memperingati ulang tahun kenteng Eng An Kiong ke 188, sebanyak 32 rupang atau patung dewa dari berbagai Klenteng di Jawa diarak keliling Malang, Ahad 8 September 2013. Selain itu, juga digelar ritual budaya dan kesenian khas etnis Thionghoa. Yakni barongsai dan liang liong untuk menghibur warga Malang.
"Rupang diarak sejauh empat kilometer," kata panitia ulang tahun, Bratayana Ongkowijaya, Sabtu 7 September 2013.
Kirab rupang dan budaya etnis Thionghoa ini akan dihadiri jemaat dari Jawa Timur, Jawa Tengah dan DKI Jakarta. Bahkan, pemuka agama lintas iman akan hadir menghormati perayaan penganut Khonghucu.
Kirab ritual akbar ini, katanya, biasanya dilakukan setiap lima tahun sekali. Sejumlah jemaat akan mengusung joli (tandu) berisi parasuci (shen ming). Juga diarak patung dewa (Kiem Siem) untuk ritual meruwat bumi.
"Sebelum kirab, kita sembahyangan di klenteng," kata Bratayana.
Ritual dilakukan di altar utama Klenteng dipimpin seorang rohaniawan. Sejumlah umat memegang dupa, memanjatkan doa.
Upacara ini, katanya, dilakukan sebelum menyucian patung atau rupang dewa. Ritual menyucikan rupang atau patung dewa. Ritual ini merupakan tradisi etnis Tionghoa
Selain kesenian tradisi etnis Thionghoa, juga diiringi kesenian khas Jawa seperti kuda lumping, tari blaganjur, sakerahan dan sedekah bumi.
EKO WIDIANTO
Topik Terhangat
Vonis Kasus Cebongan
Jokowi Capres?
Miss World
Penerimaan CPNS
Suriah Mencekam