TEMPO.CO, Yogyakarta - Tiga Guru Besar dari UGM dan UIN Sunan Kalijaga, yang menjadi anggota baru Akademi Ilmu Pengetahuan Indonesia (AIPI), menyampaikan analisisnya mengenai masalah multisektoral yang dihadapi Indonesia di masa mendatang. Mereka memberikan analisis itu dalam kuliah Inagurasi di depan ratusan ilmuwan anggita AIPI di Balai Senat UGM pada Selasa, 3 September 2013.
Seorang dari tiga anggota baru AIPI itu, mantan Rektor UGM, Sofian Effendi, menguraikan problem besar yang akan dihadapi oleh Indonesia menghadapi ledakan demografi yang akan berlangsung puncaknya pada 17 tahun mendatang. Menurut dia ledakan demografi menjanjikan kesempatan besar bagi Indonesia untuk mengungguli negara-negara maju, tapi juga bisa membawa petaka apabila potensi itu tidak terkelola. "Setiap calon presiden mendatang harus paham tantangan ledakan demografi, publik jangan pilih presiden yang sekedar populer saja," kata Sofian.
Menurut dia tiga presiden Indonesia di masa mendatang harus mampu memperbaiki manajemen pembangunan yang hingga kini masih belum menjawab tantangan ledakan demografi. Dia menyampaikan kuliah sejam mengulas hal ini dalam tema kuliah "Menyiapkan Tata Pemerintahan Demokratis-Developmentalis untuk Hadapi Abad Asia".
Kata dia Cina, India, Indonesia, Muangthai, dan Malaysia merupakan negara Asia yang banyak dianggap berpeluang menjadi pengganti negara-negara utara yang maju. Namun, China negara selatan yang paling cepat bangkit, berisiko mengalami kegagalan apabila tidak bisa menyelesaikan problem demokratisasi politik dan penyusutan demografi akibat program "setiap satu keluarga, satu anak". Sementara India masih belum bisa lepas dari jeratan sistem kasta dan pendidikan yang elitis.