TEMPO.CO , Jakarta: Ketua Tim 17, Jimly Asshiddiqie, mengatakan,ia menemukan banyak kota di Indonesia yang belum ada nama Jalan Soekarno maupun Jalan Hatta. Ia mengatakan bahkan banyak juga jalan yang dulunya diberi nama Soekarno, dicoret dan digantikan namanya. Ia mencontohkan penggantian nama jembatan kebanggaan warga Palembang, Jembatan Ampera awalnya diresmikan dengan nama Jembatan Soekarno namun setelah tragedi G30S berubah nama menjadi Jembatan Ampera.
"Stigma itu mau kita selesaikan," ujar Jimly ketika ditemui di Hotel Aryaduta, Senin, 2 September 2013. Ia mengatakan pada era 1970-an nama Soekarno dicoret orang dari penamaan Jalan, Gedung, maupun Jembatan karena orang tidak suka dengan sosok Soekarno setelah terjadinya G30S. "Tapi kan lama-lama berubah, kita jangan tergantung pada emosi sesaat, kita harus melihat pada hal yang lebih besar," ujarnya.
Ia mengatakan karenanya tim ini mengusulkan untuk mengabadikan nama-nama tokoh bangsa sebagai nama Jalanan di berbagai kota. Ia mengatakan setiap orang memiliki sisi kelebihan dan kekurangannya, termasuk Bung Karno. Ia menilai untuk jangka waktu panjang, tujuan rekonsiliasi beberapa nama tokoh akan sangat baik dilakukan.
Ia mengatakan, jika usulan atas nama Soekarno-Hatta sabagai pengganti nama Jalan Medan Merdeka Utara dan Jalan Medan Merdeka Utara diterima, ia ingin momen tersebut dilihat juga oleh 560 Kepala Daerah lainnya untuk memperhatikan penamaan jalan dengan menggunakan nama tokoh-tokoh bangsa. "Minimal masing-masing Kabupaten memiliki Jalan Soekarno dan Jalan Mohammad Hatta."
MAYA NAWANGWULAN
Berita Terpopuler:
Briptu Rani: Keramahan Saya Disalahartikan
Jusuf Kalla: Jokowi Harus Nyapres
Sengman Pernah Hadir ke Wisuda Anak SBY?
Relokasi Blok G Cepat, Jokowi Tungguin Tukang Cat
Disebut Terkait Impor Sapi, Dipo Alam Berkelit