Lupa Kata Sandi? Klik di Sini

atau Masuk melalui

Belum Memiliki Akun Daftar di Sini


atau Daftar melalui

Sudah Memiliki Akun Masuk di Sini

Konfirmasi Email

Kami telah mengirimkan link aktivasi melalui email ke rudihamdani@gmail.com.

Klik link aktivasi dan dapatkan akses membaca 2 artikel gratis non Laput di koran dan Majalah Tempo

Jika Anda tidak menerima email,
Kirimkan Lagi Sekarang

Cara Ngurah Agung Rekatkan Lagi Hindu dan Muslim  

image-gnews
Anak Agung Ngurah Agung ketua Perhimpunan Hindu-Muslim Bali. TEMPO/Johannes P. Christo
Anak Agung Ngurah Agung ketua Perhimpunan Hindu-Muslim Bali. TEMPO/Johannes P. Christo
Iklan

TEMPO.CO, Jakarta - Peristiwa Bom Bali sempat mengoyak ketenangan Bali dan memercikkan ketegangan antara umat Islam dan umat Hindu. Bom yang diledakkan para teroris dan mengatasnamakan agama itu juga bagai menyulut sekam antara pemeluk Hindu dan pemeluk Islam yang semula harmonis. Dalam tragedi ini, tercatat 202 korban jiwa dan 209 orang luka-luka. Korban yang jatuh tak hanya dari kalangan wisatawan asing, tapi juga warga setempat. Kehidupan ekonomi dan pariwisata Bali lumpuh. Anak Agung Ngurah Agung kemudian membentuk Persaudaraan Hindu Muslim Bali (PMHB).

Ngurah Agung lalu turun tangan. Ia merangkul tokoh-tokoh muslim dari kantong-kantong Islam, antara lain di Kampung Jawa Wanasari, Kampung Islam Kepaon, dan Kampung Islam Bugis Serangan. Dia memutuskan menghadiri acara-acara ibadah muslim. Sebaliknya, tokoh muslim diundang dalam acara-acara keagamaan dan adat Hindu. (Baca: Kenapa Ngurah Agung Membela Hak Muslim di Bali?)

Kiai Agus Toha Amnan, tokoh muslim Denpasar, menceritakan betapa mencekam hubungan umat Islam dengan umat Hindu setelah tragedi tersebut. Aksi sweeping gencar dilakukan terhadap para pendatang muslim, terutama dari Jawa. Para pendatang yang tak memiliki kartu identitas Bali atau hanya ber-KTP Jawa diinterogasi pengurus banjar setempat.

Diskriminasi sempat muncul di beberapa tempat. Beberapa warga muslim dikucilkan, bahkan dikeluarkan dari pekerjaan. Mereka juga ada yang diminta meninggalkan rumah sewanya. Sejumlah musala di Denpasar disegel warga. Warga muslim tak berani mengenakan peci dan sarung serta menenteng sajadah.

Gus Toha—sapaan Kiai Agus Toha—sendiri merasa dijauhi beberapa sahabatnya yang juga pemeluk Hindu. Padahal, sehari sebelum tragedi itu, hubungan mereka baik-baik saja. “Orang Bali berpikir semua muslim adalah pengebom atau teroris. Padahal, pelakunya kelompok tertentu,” ujarnya.

Gus Toha pun ikut terlibat dalam ikhtiar memperbaiki keadaan ini. Bersama Ngurah Agung, mereka lalu menggelar kegiatan berkeliling. Dalam acara-acara itulah disampaikan pemahaman mengenai Islam, persamaan Islam dan Hindu, serta pluralisme. Pada saat kegiatan berkeliling tersebut, mereka membangun komunikasi dengan aparat kepolisian, pejabat pemerintah, pecalang, juga Banser NU. Hubungan juga dijalin dengan keliyan-keliyan adat, yang berhubungan langsung dan punya pengaruh terhadap warga. “Kegiatan-kegiatan membangun toleransi semacam itu, kalau dilihat dari kacamata sekarang, kesannya biasa. Tapi, pada saat bom Bali meledak, itu sangat berarti,” kata Gus Toha.

Iklan
Scroll Untuk Melanjutkan

PHMB kemudian mengeluarkan ribuan kartu yang bisa menjadi pengganti kartu identitas bagi pendatang muslim. Sepak terjang Ngurah Agung itu dipandang penting untuk menjaga ketenteraman. “Orang yang mempunyai latar belakang puri seperti dia punya pengaruh penting menjaga komunikasi antar-orang Bali dan non-Bali,” kata Agung Putri, pengamat sosial. (Baca: Ngurah Agung, Memulihkan Keretakan Hindu-Muslim)

Seiring dengan pulihnya kehidupan ekonomi Bali sekitar 2009, sentimen atas agama Islam mulai pupus. Konflik-konflik yang tersisa antara warga muslim dan umat Hindu Bali saat ini kebanyakan masalah kawin campur dan motif ekonomi, serta tawuran anak muda yang dibengkokkan menjadi sentimen agama.  (Baca: Inilah Lima Tokoh yang Merekatkan Indonesia)

NIEKE INDRIETTA

Berita Terkait:
Bela Syiah-Ahmadiyah, Ini Tantangan Bupati Kholiq
Syiah, Ahmadiyah, dan NU Hidup Damai di Wonosobo
Bupati Kholiq, Perekat Syiah, Ahmadiyah, Minoritas
Lian Gogali, Si Kristen Kawan Kombatan Muslim
Lian Gogali Ubah Trauma Jadi Agen Perdamaian
Tuan Guru Subki Lulusan Arab Saudi
Subki Sasaki Tak Takut Bela Ahmadiyah

Iklan



Rekomendasi Artikel

Konten sponsor pada widget ini merupakan konten yang dibuat dan ditampilkan pihak ketiga, bukan redaksi Tempo. Tidak ada aktivitas jurnalistik dalam pembuatan konten ini.

 

Video Pilihan

Indonesia Angkat Isu Literasi Keagamaan Lintas Budaya di Sidang Dewan HAM PBB

13 hari lalu

Menteri Luar Negeri RI Retno Marsudi berbicara dalam Sidang ke-55 Dewan HAM PBB di Jenewa, Swiss, pada Senin 26 Februari 2024. ANTARA/HO-akun X @Menlu_RI
Indonesia Angkat Isu Literasi Keagamaan Lintas Budaya di Sidang Dewan HAM PBB

Isu tersebut dinggap penting diangkat di sidang Dewan HAM PBB untuk mengatasi segala bentuk intoleransi dan prasangka beragama di dunia.


Asal-usul Hari Toleransi Internasional yang Diperingati 16 November

16 November 2023

Suasana Terowongan Silaturahim yang menghubungkan antara Masjid Istiqlal dengan Gereja Katedral, Senin, 25 Oktober 2021. Terowongan yang dibangun dengan panjang tunnel 28,3 meter, tinggi 3 meter, lebar 4,1 meter dengan total luas terowongan area tunnel 136 m2 dengan total luas shelter dan tunnel 226 m2 menelan dana sebesar Rp 37,3 miliar. TEMPO/Syara Putri
Asal-usul Hari Toleransi Internasional yang Diperingati 16 November

Setiap 16 November diperingati sebagai Hari Toleransi Internasional.


Terkini Metro: Pangdam Jaya Ajak Remaja Masjid Jaga Toleransi, BMKG Minta Warga Depok Waspada Kekeringan

18 Juni 2023

Wali Kota Tangerang Selatan bersama Pangdam Jaya Mayjen TNI Mohamad Hasan meresmikan dua Markas Koramil, Selasa 30 Mei 2023. Foto TEMPO/Muhammad Iqbal
Terkini Metro: Pangdam Jaya Ajak Remaja Masjid Jaga Toleransi, BMKG Minta Warga Depok Waspada Kekeringan

Kepada remaja masjid, Pangdam Jaya mengatakan pluralisme sebagai modal kuat dalam bekerja sama untuk menjaga persaudaraan dan kedamaian di Indonesia.


Mas Dhito Puji Toleransi Umat Beragama Desa Kalipang

24 Mei 2023

Mas Dhito Puji Toleransi Umat Beragama Desa Kalipang

Berbudaya itu, bagaimana budaya toleransi beragama, menghargai umat beragama lain, budaya tolong menolong.


Ngabuburit di Tepi Danau Jakabaring Sambil Lihat Simbol Toleransi Beragama

1 April 2023

Menikmati pemandangan indah di pinggir danau venue dayung, Jakabaring Sport City. Disini pengunjung dapat pula olahraga jogging sore sembari ngabuburit. TEMPO/Parliza Hendrawan
Ngabuburit di Tepi Danau Jakabaring Sambil Lihat Simbol Toleransi Beragama

Di akhir pekan atau hari libur nasional, Jakabaring Sport City menjadi pilihan destinasi liburan dalam kota yang seru.


Ketua MPR Ajak Junjung Tinggi Nilai Toleransi Agama

16 Februari 2023

Ketua MPR RI Bambang Soesatyo berfoto bersama dengan pengurus BEM PTNU Se-Nusantara di Jakarta, Rabu (15/2/23).
Ketua MPR Ajak Junjung Tinggi Nilai Toleransi Agama

Indeks perdamaian global terus memburuk dan mengalami penurunan hingga 3,2 persen selama kurun waktu 14 tahun terakhir.


Bamsoet: MPR dan MUI Siap Gelar Sosialisi Empat Pilar MPR

2 Februari 2023

Ketua MPR RI Bambang Soesatyo.
Bamsoet: MPR dan MUI Siap Gelar Sosialisi Empat Pilar MPR

Sosialisasi itu akan mengangkat tema seputar peran organisasi keagamaan dalam menjaga kerukunan dan kondusivitas bangsa.


Wakil Kepala BPIP Dorong Pemkab Klaten dan FKUB Raih Penghargaan

16 November 2022

Wakil Kepala Badan Pembinaan Ideologi Pancasila (BPIP) Dr. Drs. Karjono, S.H., M.Hum menghadiri Pengukuhan Pengurus Pusat Kerukunan Umat Beragama (PKUB) di Kabupaten Klaten, Jawa Tengah, Rabu, (16/11).
Wakil Kepala BPIP Dorong Pemkab Klaten dan FKUB Raih Penghargaan

Klaten disebut sebagai miniaturnya Indonesia. Di tengah keberagaman agama tetap memiliki keharmonisan, persatuan dan kesatuan.


Siswi Muslim Jadi Ketua Osis di SMA Katolik St. Fransiskus Saverius Ruteng

28 Oktober 2022

Sejarah Pertama di SMAK St. Fransiskus, Siswi Muslim Menjadi Ketua OSIS. Instagram/smakstfransiskusrutengntt
Siswi Muslim Jadi Ketua Osis di SMA Katolik St. Fransiskus Saverius Ruteng

Aprilia Inka Prasasti terpilih sebagai ketua Organisasi Siswa Intra Sekolah (OSIS) di SMA Katolik St. Fransiskus Saverius Ruteng Nusa Tenggara Timur.


Toleransi Beragama, Ruben Onsu dan Sarwendah Renovasi Musala yang Nyaris Roboh

1 Agustus 2022

Ruben Onsu dan Sarwendah merenovasi musala di Sukabumi, Jawa Barat. (YouTube The Onsu Family)
Toleransi Beragama, Ruben Onsu dan Sarwendah Renovasi Musala yang Nyaris Roboh

Ruben Onsu berharap musala yang telah direnovasinya dapat memudahkan serta membuat warga di sekitar semakin rajin beribadah.