Lupa Kata Sandi? Klik di Sini

atau Masuk melalui

Belum Memiliki Akun Daftar di Sini


atau Daftar melalui

Sudah Memiliki Akun Masuk di Sini

Konfirmasi Email

Kami telah mengirimkan link aktivasi melalui email ke rudihamdani@gmail.com.

Klik link aktivasi dan dapatkan akses membaca 2 artikel gratis non Laput di koran dan Majalah Tempo

Jika Anda tidak menerima email,
Kirimkan Lagi Sekarang

Lulung: Ahok Bukan Negarawan  

image-gnews
Wakil Ketua DPRD DKI Jakarta, Abraham Lunggana atau biasa dikenal dengan panggilan Haji Lulung. TEMPO/Seto Wardhana
Wakil Ketua DPRD DKI Jakarta, Abraham Lunggana atau biasa dikenal dengan panggilan Haji Lulung. TEMPO/Seto Wardhana
Iklan

TEMPO.CO, Jakarta-Abraham Lunggana menyesalkan sikap Wakil Gubernur DKI Jakarta Basuhi Tjahaja Purnama alias Ahok yang lebih memilih berbicara di media ketimbang berbicara langsung dengan dirinya untuk menanggapi isu penertiban Pedagang Kaki Lima Pasar Tanah Abang. Ia juga menuding beberapa media online dan cetak ikut memanasi perseteruannya dirinya dengan Ahok.

Lulung, nama sapaan  Abraham,  menjelaskan duduk persoalan perseteruannya dengan Ahok. "Sudah tiga kali dia ngomongi DPRD," kata Wakil Ketua DPRD DKI Jakarta ini dalam wawancara dengan Tempo, Kamis siang, 15 Agustus 2013 di ruang kerjanya di lantai 9 gedung DPRD Jakarta.

Bagaimana duduk persoalan Anda bersitegang dengan Ahok?
Yang ngaco itu media online.Semua beritanya tidak substansi, makanya ngapain (ditanggapi). Saya mulai dari urutan ya. Begini, ketika Pak Ahok itu bicara dengan para pedagang tentang penertiban dia mengatakan yang tidak bisa diterima secara psikologi oleh pedagang . Saya sudah peringatkan dia. Saya tidak masalah.  Kalau dia bandel, kita mau polisikan. Tapi itu diklarifikasi akhirnya, diklarifikasi sama pak Jokowi. (Gubernur DKI Jakarta).  Saya pikir dia (Ahok)  bukan seorang negarawan.  Dia bilang: kalau Anda tidak mau direlokasi karena sepi, ya sudah Anda jangan dagang”. Seharusnya sebagai kepala pemerintah,  (Ahok) bilangnya “nanti saya bantu promosi”. Mau teman-teman di bawah begitu. Setelah ada gonjang ganjing tentang itu, adek-adek disini ngomong “Bang, turun dong. Jangan diem aja. Tuh liat tuh, banyak spanduk di Tenabang itu, Ahok Firaun, Ahok kejam, dan segala macem, mencaci.’  Ini kan ga baik. Di peraturan Nomor  16 tahun 2010  pemerintah daerah dengan DPRD  wajib turun.  Saya turun berdasarkan Undang-Undang.  Karena masih ada reses 1 hari jatah saya, saya turun. Maksudnya mau bantuin, mengantisipasi. Saya ada notulen, ada saksi, ada staf saya dua. Saya memang jarang turun ke Tanah  Abang. Saya sudah pindah ke Jakarta Barat.  Saya  turun. Saya kaget bener sih karena  jalanan untuk kendaraan itu dikasih  satu space. Saya marah ke mereka. Saya bilang ke mereka, kalian ngga punya perasaan sih, egois, masak pengguna jalan dengan berkendaraan  cuma kalian kasih satu space.

Bagaimana respon mereka?
Saya bilang biar kita satu persepsi saya akan tanya dulu.  Supaya saya tidak dibilang tidak tahu Perda (Peraturan Daerah nomor 8 tahun 2007).  Saya tanya mereka. Kenapa kalian ditertibkan? Mereka jawab:  Ya saya mengganggu ketertiban. Artinya melanggar Perda kan?  Mereka jawab: iya melanggar Perda. Oke, kita sepakati dulu itu, baru kita teruskan. Namanya reses kan menyerap aspirasi untuk nantinya menjadi pokok-pokok pikiran DPRD untuk memberikan masukan pemerintah daerah. Itu di Peraturan nomor 16 tahun 2010, ada tuh.  Sesudah itu saya bawalah berita itu kemari (DPRD)  tanggal 19 Juli.  Keputusan paripurnanya belum.  Tiba-tiba tanggal 25 Juli  Pak Ahok bicara di koran Nonstop.  Saya kaget, kok begini?  Beritanya Ada oknum DPRD yang bermain di PKL Tenabang dan yang cuplikan kecil lagi: Kalaupun ada yang tahu, dia tidak mungkin keluar. Oknum DPRD yang artinya Badan Kehormatan wajib memeriksa. Isu itu menggelembung disini. Kebetulan tanggal 25 Juli ada paripurna yang menetapkan beberapa perda. Ada  dua perda ditetapkan, satu perda diusulkan, hasil inisiatif DPRD. Saya pikir yang datang Pak Ahok.

Kenapa menunggu Ahok?

Ini ketiga kali  dia ngomongi DPRD. Yang pertama kali dia ngomong tentang pansus di DPRD soal MRT. Dia ngomong sembarangan.  Dia bilang “DPRD cuma cari honor saja.”  Yang kedua waktu 16 rumah sakit mau keluar (program Kartu Jakarta Sehat).   Sudah 32 anggota DPRD yang mau tandatangan untuk hak interpelasi. Saya sudah komunikasikan ke temen-teman jangan terlalu cepat bikin hak interpelasi. Kemudian tiba-tiba dia komentar lagi: Mentang-mentang punya hak interpelasi gaya-gayaan dia. Dia (Ahok)  itu kalau ngomong  masuk kuping, pakai hati, pakai mulut, pikiran dilewati. Otak dilewati. Terakhir ya ini.  Sudah  kita komunikasikan dengan Pak Gubernur. Saya ingat sekali Pak Gubernur pegang kepalanya  bilang “Aduh.” Saya tanya: Kenapa Pak Gubernur?  Pak Gubernur bilang:  tiga hari sekali saya ngawal dia. Saya pikir  mengawal  blusukan.  Kata Pak Gubernur : Setiap tiga hari saya ngawal bicara, Pak Haji supaya bicaranya lebih baik. Lihat saja Pak Haji, saya sering minta maaf, saya sering menyampaikan di koran minta maaf di media minta maaf.  Tidak usah disikapi. Sudah karakter.

Bagaimana tanggapan Anda?
Karena masalah karakter saya lantang ngomong.  “Kesehatannya mesti diperiksa dan  tolong dia transparan siapa orangnya. (Pak Ahok,menurut Lulung, menyebut ada anggota DPRD membeking PKL).  Tapi dia bilang itu bahasa koran. Lha kalau bahasa koran,  kamu klarifikasi dong buru-buru.  Kita sama-sama pimpinan tinggal telepon bilang “Kita ngobrol yuk”. Harusnya begitu. Oke deh kalau bahasa koran,  menurut saya,  dia ngga akan ngomong bersayap. Buktinya di headline media dia minta maaf.

Iklan
Scroll Untuk Melanjutkan

Jadi Anda sangat tersinggung ?
Bukan saya tersinggung. Secara institusi yang dibuat oleh media online itu  saya atas nama institusi saya tanya dong:  siapa orangnya? Ahok menggiring kasus ini seolah-olah Haji Lulung. Buktinya kawan-kawan wartawan mengerti , daerah pemilihan Jakarta Pusat, orang Tanah Abang, ya..  Haji Lulung. Siapa orang itu? Siapa sih orang Tanah abangnya? Orang DPRD? Kalau ada biar saya langsung periksa ke Badan Kehormatan.  Menurut saya, kalau dia bilang cuma menanggapi koran, dia jangan komentar. Tanya saja langsung ke  Ketua DPRD. Harusnya begitu. Dia  sekarang ngeles-ngeles terus ini.  Menurut saya ngga apa apa.

Bagaimana hubungan Anda sekarang. Sudah  berbaikan?
Saya ngga ada apa-apa sama dia, beda persepsi saja.

Masalah beda persepsi belum selesai?
Iya, dia bilang kan mau ketemu saya, temen-temen Dewan bilang “ Jangan pribadi Pak Haji. Ini kan institusi, nanti aja dia kita panggil disini.”  Ya sudah kita menuruti saja kawan-kawan disini. Memang secara pribadi saya tidak ada apa-apa kan. Beda persepsi secara tugas saja.

Kapan digelar pertemuan untuk menyelesaikan masalahnya?
Nanti, ini kan baru Lebaran.  Jadwalnya belum, itu harus ada badan musyawarah. Partai Persatuan Pembangunan sudah bersurat kepada Ketua DPRD, temen-temen PKS menyusul, PAN menyusul.


Topik Terhangat:
Suap SKK Migas | Penembakan Polisi | Pilkada Jatim

Berita Terkait:
Profil Lulung Lunggana, Bisnis Keras di Tanah Abang
Lulung: Saya Meludah Saja Jadi Duit
Aneka Pungutan di Tenabang
5 Modus Pungutan di Tanah Abang

Iklan



Rekomendasi Artikel

Konten sponsor pada widget ini merupakan konten yang dibuat dan ditampilkan pihak ketiga, bukan redaksi Tempo. Tidak ada aktivitas jurnalistik dalam pembuatan konten ini.

 

Video Pilihan


Top Metro: Kata Ahok soal RUU DKJ, Gibran Tak Bagikan Susu di Cempaka Putih

1 hari lalu

Mantan Gubernur DKI, Basuki Tjahaja Purnama atau Ahok, usai peluncuran buku Panggil Saya BTP di acara Ngobrol Tempo di Kantor Tempo, Jakarta, 17 Februari 2020. Tempo/Friski Riana
Top Metro: Kata Ahok soal RUU DKJ, Gibran Tak Bagikan Susu di Cempaka Putih

Mantan Gubernur DKI Jakarta, Basuki Tjahaja Purnama atau Ahok memberikan beberapa catatan soal RUU DKJ


Ini Kata Ahok Soal RUU DKJ Usulkan Gubernur Jakarta Dipilih Presiden

2 hari lalu

Presiden Joko Widodo berbincang dengan Komisaris Utama PT Pertamina (Persero) Basuki Tjahaja Purnama (Ahok) saat meninjau ke kawasan kilang PT Trans Pacific Petrochemical Indotama (TPPI) di Tuban, Jawa Timur, Sabtu, 21 Desember 2019. Mantan pasangan pemimpin DKI Jakarta itu, kembali melakukan kunjungan kerja bersama dengan posisi yang kini berbeda. instagram.com/basukibtp
Ini Kata Ahok Soal RUU DKJ Usulkan Gubernur Jakarta Dipilih Presiden

Ahok memberikan beberapa catatan pribadinya soal usulan di RUU DKJ itu dan juga gubernur harus putra Betawi. Dia juga curhat soal bansos.


Kilas Balik Aksi 212 Tujuh Tahun Lalu, Apa Bedanya dengan Munajat Kubro 212 Tahun Ini?

9 hari lalu

Ratusan ribu massa aksi Damai 212 memadati kawasan Silang Monas, Jakarta, Jumat 2 Desember 2016. TEMPO/Subekti.
Kilas Balik Aksi 212 Tujuh Tahun Lalu, Apa Bedanya dengan Munajat Kubro 212 Tahun Ini?

Aksi 212 tujuh tahun lalu mengguncang Jakarta. Apa tuntutannya saat itu, dan apa bedanya dengan Munajat Kubro 212 hari ini?


Reuni 212 Hari Ini: Kehadiran Rizieq Shihab dan Riwayat Demo dari 2016

9 hari lalu

Seorang perempuan merekam Rizieq Shihab yang tengah berceramah dalam aksi Reuni 212 di Masjid At-Tin, Jakarta Timur, Jumat, 2 Desember 2022. TEMPO/Abdullah Syamil Iskandar
Reuni 212 Hari Ini: Kehadiran Rizieq Shihab dan Riwayat Demo dari 2016

Kondisi istrinya akan menentukan kehadiran Rizieq Shihab di lokasi Reuni 212 hari ini di Monas. Berikut peran dan pernyataannya dari tahun ke tahun.


Heru Budi Beri Marbot Masjid Hadiah Umrah, Lanjutkan Program Ahok-Anies

17 hari lalu

Penjabat (Pj) Gubernur DKI Jakarta Heru Budi Hartono usai menghadiri Rapat Paripurna di Gedung DPRD DKI Jakarta, Selasa, 14 November 2023. TEMPO/Mutia Yuantisya
Heru Budi Beri Marbot Masjid Hadiah Umrah, Lanjutkan Program Ahok-Anies

Program umrah gratis bagi marbot masjid ini pernah dilakukan pendahulu Heru Budi: Ahok dan Anies Baswedan.


Rekam Jejak Wamenkumham Eddy Hiariej Tersangka KPK, Pernah Jadi Saksi Ahli Jokowi-Ma'ruf Amin, Ahok, Jessica Wongso

29 hari lalu

Wamenkumham Edward Omar Sharief Hiariej alias Eddy Hiariej hadir untuk memberikan klarifikasi atas pelaporan dan pengaduan terhadap dirinya, di bagian Pengaduan Masyarakat KPK, Jakarta, Senin, 20 Maret 2023. Akibat laporan itu, Sugeng pun dilaporkan balik oleh asisten Eddy bernama Yogi Arie Rukmana ke Bareskrim Mabes Polri. TEMPO/Imam Sukamto
Rekam Jejak Wamenkumham Eddy Hiariej Tersangka KPK, Pernah Jadi Saksi Ahli Jokowi-Ma'ruf Amin, Ahok, Jessica Wongso

Wakemenkumham Eddy Hiariej ditetapkan sebagai tersangka KPK dengan dugaan suap dan gratifikasi. Berikut rekam jejak Eddy Hiariej


Pedagang Pasar Glodok Curhat: Sudah Tambah Sepi, ke Toilet Pun Bayar

31 hari lalu

Suasana Pasar Glodok, Kamis, 9 November 2023. Sebagian besar kios yang disewakan di pasar enam lantai itu tutup menyusul sepinya kunjungan pembeli. TEMPO/Savero Aristia Wienanto
Pedagang Pasar Glodok Curhat: Sudah Tambah Sepi, ke Toilet Pun Bayar

Sejumlah pedagang yang menyewa kios di Pasar Glodok, Jakarta Barat, mengeluhkan fasilitas yang disediakan oleh pengelola.


Sunyi Senyap di Pasar Glodok, Pedagang Acong: Kami Mati Aja Udah

31 hari lalu

Suasana Pasar Glodok, Kamis, 9 November 2023. Sebagian besar kios yang disewakan di pasar enam lantai itu tutup menyusul sepinya kunjungan pembeli. TEMPO/Savero Aristia Wienanto
Sunyi Senyap di Pasar Glodok, Pedagang Acong: Kami Mati Aja Udah

Pedagang Pasar Glodok mengatakan distributor kini menjual barang langsung ke konsumen lewat online shop dengan harga murah.


Sederet Fakta Ahok Diperiksa KPK Terkait Kasus Dugaan Korupsi Eks Dirut Pertamina

33 hari lalu

Komisaris PT. Pertamina (Persero), Basuki Tjahaja Purnama (Ahok), seusai memenuhi panggilan penyidik untuk menjalani pemeriksaan, di gedung KPK, Jakarta, Selasa, 7 November 2023. Basuki Tjahaja Purnama (Ahok), diperiksa sebagai saksi dimintai keterangan dan pengetahuannya untuk tersangka Direktur Utama PT. Pertamina (Persero) periode 2009-2014, Galaila Karen Agustiawan terkait penyidikan perkara dugaan tindak pidana korupsi pengadaan Liquefied Natural Gas (LNG) di Pertamina (Persero) tahun 2011 - 2021, mengakibatkan kerugian keuangan negara sebesar USD140 juta atau sebesar Rp.2,1 triliun. TEMPO/Imam Sukamto
Sederet Fakta Ahok Diperiksa KPK Terkait Kasus Dugaan Korupsi Eks Dirut Pertamina

Ahok diperiksa di KPK sebagai saksi untuk Karen Agustiawan selaku Direktur Utama PT Pertamina (Persero) 2009-2014. Karen kini menjadi tersangka.


Terpopuler: Kata Ahok Usai Diperiksa KPK sebagai Saksi, Dampak MKMK Copot Anwar Usman dari Ketua MK

33 hari lalu

Komisaris PT. Pertamina (Persero), Basuki Tjahaja Purnama (Ahok), seusai memenuhi panggilan penyidik untuk menjalani pemeriksaan, di gedung KPK, Jakarta, Selasa, 7 November 2023. Basuki Tjahaja Purnama (Ahok), diperiksa sebagai saksi dimintai keterangan dan pengetahuannya untuk tersangka Direktur Utama PT. Pertamina (Persero) periode 2009-2014, Galaila Karen Agustiawan terkait penyidikan perkara dugaan tindak pidana korupsi pengadaan Liquefied Natural Gas (LNG) di Pertamina (Persero) tahun 2011 - 2021, mengakibatkan kerugian keuangan negara sebesar USD140 juta atau sebesar Rp.2,1 triliun. TEMPO/Imam Sukamto
Terpopuler: Kata Ahok Usai Diperiksa KPK sebagai Saksi, Dampak MKMK Copot Anwar Usman dari Ketua MK

Berita terpopuler bisnis pada Selasa, 7 November 2023, dimulai dari penjelasan Ahok usai diperiksa di KPK sebagai saksi untuk Karen Agustiawan.