TEMPO.CO, Sleman - Turis asal Rusia, Ehbrehnin Yevgeny, 26 tahun, yang mendaki Gunung Merapi dan tersesat sejak Minggu, 11 Agustus 2013, akhirnya ditemukan. Kondisinya sangat lemah saat Tim SAR gabungan menemukannya pukul 14.15 WIB, Kamis, 15 Agustus 2013. Posisi saat ditemukan berada di sisi barat pelataran Sri Manganti atau pos satu pendakian Merapi melalui sisi selatan.
"Ditemukan dalam kondisi sangat lemah," kata juru bicara Tim SAR Daerah Istimewa Yogyakarta, Daru Supriyoko, Kamis, 15 Agustus 2013.
Baca Juga:
Tim SAR yang dikerahkan dari sejumlah elemen sukarelawan dan Tentara Nasional Indonesia berusaha menemukan Ehbrehnin sejak kehilangannya dilaporkan pada Minggu sore yang lalu. Keberadaan turis nekat itu sebenarnya sering diketahui posisinya. Namun, karena sering berpindah tempat, SRU (Search and Rescue Unit) yang diterjunkan sering kehilangan jejak dan posisinya.
Secara bergantian, beberapa SRU mencari posisi Ehbrehnin. Akhirnya, SRU kedelapan menemukan turis itu dengan kondisi lemas. Maklum saja, dia sudah lima hari berada di lereng gunung dan tidak tahu jalan balik ke pos pendakian.
Pendakian Merapi sebenarnya hanya diperbolehkan melalui jalur utara atau melalui pos Selo, Boyolali, Jawa Tengah. Itu pun hanya diperbolehkan sampai di pos Pasar Bubrah/Bubar, yang berjarak sekitar 1 kilometer dari puncak gunung. Sebab, Merapi pada akhir-akhir ini sering mengembuskan asap cokelat kehitaman.
Hari ini, tim gabungan dari berbagai elemen dikerahkan untuk proses evakuasi Ehbrehnin. Proses evakuasi dilakukan secara estafet karena diperkirakan perjalanan turun mencapai tiga jam lebih.
"Meskipun survivor masih bisa berjalan, evakuasi tetap dilakukan secara estafet," kata Brotoseno, Komandan Tim SAR Daerah Istimewa Yogyakarta.
MUH SYAIFULLAH
Topik Terhangat:
Suap SKK Migas | Sisca Yofie | FPI Bentrok | Arus Balik Lebaran | Konvensi Partai Demokrat
Berita Terpopuler:
24 Jam Kerja Tim KPK di Kantor Rudi Rubiandini
Kasus Rudi Rubiandini, Ini Profil Kernel Oil
Rudi Pernah Persilakan KPK Masuk ke SKK Migas
Rudi Rubiandini: Kasus Saya Hanya Gratifikasi
ITB Tinjau Status Guru Besar Rudi Rubiandini