TEMPO.CO, Jakarta- Markas Besar Kepolisian RI bakal membuat dan menyebar sketsa pelaku ledakan Vihara Ekayana. Menurut Kepala Divisi Humas Mabes Polri Inspektur Jenderal Ronny Franky Sompie, pembuatan sketsa wajah pelaku tergantung hasil penyelidikan dan pengembangan CCTV (closed circuit television). ”Kalau gambarnya jelas baru bisa dibuat sketsa,” kata Ronny saat dihubungi Tempo, Sabtu 10 Agustus 2013.
Selain CCTV, Ronny melanjutkan, untuk menemukan pelaku ledakan, polisi masih memeriksa para saksi. Ia mengatakan polisi masih kesulitan dalam pemeriksaan saksi. “Umumnya para saksi hanya melihat akibat ledakan. Adapun pihak yang sempat melihat orang mencurigakan meletakkan bingkisan baru pihak manajemen Vihara,” ujar dia.
Dua ledakan berdaya rendah terjadi di Vihara Ekayana pada Kamis dua pekan lalu. Hasil rekaman CCTV di vihara yang berlokasi di Duri Kepa, Kecamatan Kebon Jeruk, Jakarta Barat ini diketahui bahwa pelaku yang diduga pengeboman menyamar sebagai jemaat. Menurut Kepala Vihara Ekayana, Suhu Aryamaitri Mahasthavita, pelaku sempat mengikuti kebaktian kurang dari lima menit. Ia menuturkan, dari rekaman CCTV yang dilihatnya, pelaku mengendarai motor dan parkir di kanan gerbang vihara sekitar pukul 18.50 WIB. Pelaku mengenakan baju putih, memakai tas selempang, dan membawa tiga bungkus kardus berukuran 15x10x10 cm. ”Ciri-ciri fisik pelaku berusia 30 tahun, berbadan kurus, berkaca mata, dan berkulit agak putih,” ujar Aryamaitri.
Saat tiba, kata Aryamaitri, mulailah terlihat gerak-gerik mencurigakan dari si pelaku. Satu bungkus kardus yang dibawa diletakkan di rak sepatu di luar ruang kebaktian. Satu lagi ditaruh di bawah meja dekat pintu ruang kebaktian. Pelaku juga terlihat mengatur sesuatu dari dalam kardus yang dibawanya. Aryamaitri menduga si pelaku menyetel agar bom bisa meledak melalui sinyal telepon. Satu bungkus lagi dia letakkan di ruang kebaktian, tapi tidak keburu disetel karena waktunya tidak banyak. Soalnya, kebaktian sudah hampir selesai. Jadwal kebaktian di vihara dimulai pukul 17.00 dan berakhir pukul 19.00 WIB.
Aryamaitri menuturkan, si pelaku kemudian masuk ke ruang kebaktian berbaur dengan jemaat lainnya. Tak sampai lima menit, si pelaku keluar mengendarai sepeda motornya pada pukul 19.00 WIB. “Sekitar pukul 19.05 WIB, dua ledakan hampir bersamaan terjadi di vihara,” katanya. Satu bom lagi diledakkan polisi sekitar pukul 22.00 WIB. Aryamaitri mengatakan telah menyerahkan paparan dalam CCTV itu ke polisi. Ia juga menyerahkan perburuan si pelaku pada polisi.
Ronny mengatakan, untuk membuat sketsa dalam kasus ledakan tidak semudah ketika membuat sketsa dalam kasus perampokan. Hal itu, menurut dia, karena pada kasus perampokan pada umumnya korban atau saksi langsung fokus kepada pelaku, sedangkan dalam kasus ini banyak saksi tidak menyangka kedatangan pelaku adalah untuk meledakkan Vihara.
Saat ini, kata Ronny, hasil rekaman CCTV masih diselidiki tim gabungan dari Detasemen Khusus 88, Badan Reserse Kriminal, Kepolisian Daerah Metro Jaya serta Kepolisian Resor Jakarta Barat. “Tunggu saja hasilnya, semoga dari CCTV ada titik terang.”
FAIZ NASHRILLAH