TEMPO.CO , Jakarta - Menteri Koordinator Kesejahteraan Rakyat, Agung Laksono mengatakan, pemerintah akan terus menyiapkan penanganan bencana asap hingga Oktober 2013 mendatang. Titik pengamanan akan dipusatkan di dua lokasi yaitu Riau dan Palangkaraya. "Bencana ini di satu sisi memang karena cuaca tetapi juga ada faktor lain sehingga harus terus dipantau," kata Agung di kantornya, Selasa, 23 Juli 2013.
Saat ini kata Agung pemerintah terus menyiapkan beberapa angkutan udara darurat. Di Riau misalnya disiapkan satu pesawat Hercules untuk hujan buatan dan 4 pesawat Casa. Tiga helikopter Bolco dan 1 pesawat Sikorsky untuk water bombing juga disiapkan setiap hari.
Pemerintah pun kata Agung akan terus melakukan koordinasi antar kementerian. Rencananya rakor kesiapsiagaan bencana akan dilakukan pada 25 Juli akan dilakukan rakor kesiapsiagaan bencana asap di Palembang untuk wilayah Sumatera, dan 30 Juli di Palangkaraya untuk wilayah Kalimantan.
Berdasarkan data Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB), pada Senin, 22 Juli kemarin terdapat 175 hotspot di Riau. Hari ini tercatat 165 hotspot yang terdapat di Rokan Hilir 41, Bengkalis 28, Siak 21, Pelalawan 20, Rohul 19, Inhu 19, Dumai 9, Kampar 4, Inhil 4, dan 1 di Kuansing.
Penyebaran titik api salah satunya disebabkan angin dominan ke arah utara dan timur laut sehingga asap tersebar di Riau hingga sebagian Selat Malaka dan Malaysia. Sebagian wilayah di pantai barat Malaysia mengalami penurunan kualitas udara. Untuk di Singapura kualitas udara masih sehat.
Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika menyampaikan, siklon tropis di utara khatulistiwa masih mengancam hingga September 2013. Puncaknya pada Agustus 2013 yang paling banyak terjadi siklon tropis. Siklon tropis adalah fenomena atmsofer berperan membentuk pola cuaca sekitarnya. Adanya siklon tropis tersebut akan menarik semua massa udara dan asap sehingga dapat melintasi Singapura dan Malaysia seperti kejadian pada Juni 2013.
Agung meminta pemerintah daerah juga proaktif mensosialisasikan larangan pembukaan lahan dengan dibakar. Peran aktif pemerintah daerah diyakini akan menurunkan titik api hingga nol. Pemerintah daerah juga dihimbau bisa mengkoordinasikan masyarakat setempat untuk terlibat aktif mencegah dan melakukan penanganan cepat bila mengetahui timbulnya titik api. "Kita minta daerah mengembangkan Manggala agni yang beranggotakan masyarakat."
IRA GUSLINA SUFA