TEMPO.CO, Malang-Sebanyak 90-an imigran gelap yang tertangkap di Desa Sekar Banyu Kecamatan Sumbermanjing Kabupaten Malang kabur dari Kantor Imigrasi Malang Jalan Panji Suroso Kota Malang, Jumat 5 Juli 2013. Imigran itu melarikan diri sesaat setelah turun dari dua truk yang mengangkut mereka. Awalnya, para imigran duduk di selasar Kantor Imigrasi. Namun saat truk keluar, mereka langsung berhamburan.
"Hei, mereka mau ke mana?" teriak Kepala Kantor Imigrasi Malang, Ali Yamang Hasan kepada petugas Imigrasi yang berjaga. Sejumlah petugas berusaha mengejar para imigran yang lari tunggang langgang ke jalan raya. Sebagian menumpang angkutan umum dan menghentikan truk yang melintas di depan Kantor Imigrasi.
Sedangkan petugas Imigrasi dan Kepolisian yang mengejar kewalahan, lantaran jumlah imigran jauh lebih banyak. Kejar-kejaran antara petugas dengan imigran tak terelakkan. Sebanyak 16 imigran gelap berhasil ditangkap kembali, empat di antaranya perempuan.
Mereka langsung didata petugas Imigrasi. Ali membantah sengaja melepaskan para imigran itu. Namun, keterbatasan petugas keamanan menjadi salah satu penyebab. Apalagi, ruang tahanan hanya berkapasitas 20 orang, tak cukup untuk menampung para imigran. Sedangkan jika ditempatkan di Kantor Imigrasi akan menganggu proses pelayanan keimigrasian.
"Jika pintu semua ditutup, mereka akan mengamuk dan merusak kantor," katanya. Ali mengaku berpengalaman menangani imigran yang kerap bersikap brutal dan merusak. Ia justru menyalahkan petugas Kepolisian yang belum melakukan serah terima data para imigran. Bahkan, mereka mengaku tak mengetahui jumlah dan negara asal para imigran.
Camat Sumbermanjing Wetan Abai Saleh dan Kepala Kepolisian Sektor Sumbermanjing Wetan Ajun Komisaris Farid Fatoni menuding petugas kantor Imigrasi yang menolak menerima penyerahan imigran. Karena penyerahan para imigran tak dilengkapi data dan dokumen keimigrasian. "Kami kan tak punya kewenangan mendata. Tugas kami hanya mengamankan, menyerahkan ke Imigrasi," kata Camat Sumbermanjing Wetan Abai Saleh.
Ia kecewa karena telah bersusah payah menangkap dan mengirim para imigran ke Kantor Imigrasi. Namun, ternyata saat di Kantor Imigrasi para imigran justru kabur. Sementara, mereka telah menyewa dua truk untuk mengangkut para imigran.
Sebanyak 31 imigran lain masih dalam perjalanan dari Sekar Banyu Sumbermanjing Wetan. Mereka menolak menumpang truk dan memilih berjalan kaki dikawal petugas Kepolisian dan TNI. "Kelelahan, 20 imigran dirawat di Puskesmas." EKO WIDIANTO