TEMPO.CO, Jakarta- Ketua Partai Hanura Fuad Bawazier mempertanyakan deklarasi Wiranto dan Hary Tanoesoedibjo sebagai calon presiden dan calon wakil presiden dari Hanura. Menurut Fuad, keputusan strategis seperti ini seharusnya dilakukan melalui Rapat Pimpinan Nasional Hanura.
"Saya menentang keras deklarasi capres dan cawapres Hanura," kata Fuad saat dihubungi, Kamis, 4 Juli 2013. Sesuai AD/ART, kata dia, penetapan Hary Tanoe sebagai calon wakil presiden termasuk keputusan strategis yang harus diputuskan melalui Rapimnas.
Dia juga menyindir penetapan ini karena tidak lazim. Apalagi, kata Fuad, Hanura merupakan partai kecil yang mesti berkoalisi dengan partai lain karena syarat pencalonan mencapai angka 20 persen. Menurut Fuad, meski tidak terlihat, ada banyak kader yang tidak setuju dengan deklarasi ini. "Terkesan Partai Hanura dijadikan milik pribadi yang ditransaksikan dengan amat pragmatis," kata dia.
Sebagai salah satu pendiri partai, Fuad hanya diberitahu melalui pesan singkat ihwal deklarasi ini pada Senin, 1 Juli. Seharusnya, agenda sepenting ini bukan diputuskan mendadak tanpa melalui prosedur yang benar.
Selain itu, Fuad menyatakan Hary Tanoe adalah sosok baru di Hanura yang mesti dilihat dedikasi kepada partai. Menurut dia, perlu survei yang memadai untuk mengetahui elektabilitas Hary Tanoe. "Masa penetapan cawapres segampang itu," kata dia.
Meskipun menentang deklarasi ini, Fuad menyatakan tidak akan menggugat ke partai. Apa yang dia sampaikan hanya mewakili kegelisahannya sebagai kader. "Saya hanya menyuarakan apa pendapat saya," ujar Fuad. (Baca: (Baca: Hanura Ingin Hary Tanoe Tingkatkan Iklan di TV)
WAYAN AGUS PURNOMO
Topik terhangat:
Tarif Progresif KRL | Bursa Capres 2014 | Ribut Kabut Asap | PKS Didepak?
Berita Lainnya:
BlackBerry Selidiki Penyebab Gangguan BBM
BNN: Novi Amilia Positif Gunakan Sabu
Presiden Mesir Digulingkan, Rakyat Berpesta
Charly Van Houten Gugur dalam Pemilihan Bupati Garut
Verifikasi PPDB Dibuka Lagi Berkat Telepon Ahok