TEMPO.CO , Jakarta:Ketua Forum Pemimpin Redaksi (Pemred) Wahyu Muryadi tidak keberatan dengan langkah Dewan Pers yang sedang mengkaji masukan organisasi profesi wartawan terhadap pertemuan di Bali. "Boleh. Bagus. Saya sangat bersyukur ada pihak-pihak yang merasa peduli, dan ikut memperhatikan demi kebaikan dan kebenaran oleh Forum Pemred," kata Wahyu saat dihubungi Tempo, Jumat, 14 Juni 2013.
Wahyu bahkan tidak keberatan jika Dewan Pers nanti akan memanggil dirinya dan pihak-pihak yang terlibat dalam Forum Pemred. "Manut. Pasrah. Ya enggak apa-apa. Kita jelaskan, mekanismenya seperti ini. Enggak ada urusan dengan pemihakan terhadap partai politik dan pemilihan presiden," katanya.
Sebelumnya, Anggota Dewan Pers Nezar Patria menyatakan bahwa lembaganya sedang mengkaji masukan dari sejumlah organisasis wartawan terkait penyelenggaraan Forum Pemimpin Redaksi (Pemred) di Bali kemarin. "Terutama yang dikatakan, menyinggung kode etik," kata Nezar saat dihubungi Tempo.
Forum Pemred yang diketuai oleh Pemimpin Redaksi Majalah Tempo Wahyu Muryadi menuai kritik dari kalangan pers. Salah satunya adalah AJI Indonesia.
Dalam rilisnya, AJI menyatakan prihatin terhadap pertemuan Forum Pemred Indonesia yang digelar 13-14 Juni 2013 di Nusa Dua Bali. Memasuki tahun politik atau setahun menjelang Pemilu 2014, pertemuan ratusan pemred media se-Indonesia bisa menimbulkan spekulasi politik yang tidak perlu.
AJI secara organisasi menerima keluhan dari berbagai kalangan terkait sepak terjang Forum Pemred. Para pemimpin redaksi media yang berusaha menjaga independensi news-room mengeluhkan adanya upaya menggunakan Forum Pemred untuk memperjuangkan kepentingan politik tertentu. Forum ini dihadiri bukan saja oleh pemimpin redaksi media, namun juga pimpinan perusahaan, pejabat negara, dan pemilik media yang berkecimpung dalam politik.
AJI mengingatkan, Forum Pemred berpotensi keluar dari jalur profesionalisme dan etika jurnalistik yang seharusnya dibangun dalam era pers bebas dan demokrasi saat ini. Di tengah berbagai masalah, seperti masih banyak wartawan digaji di bawah standar (termasuk kontributor dan freelancer), tiadanya jaminan asuransi dan perlindungan profesi, ancaman kekerasan yang menghantui pekerja pers, serta rendahnya kualitas dan etika wartawan, AJI mempertanyakan relevansi pertemuan Forum Pemred dengan fasilitas mewah di Bali.
FEBRIANA FIRDAUS
Terhangat:
Mucikari SMP | Taufiq Kiemas | Rusuh KJRI Jeddah
Terpopuler
Apple Akan Rilis iPhone Rp 980 Ribu
Diet Ketat, Henry Cavill Jadi 'Man of Steel
Samsung Akan Rilis Galaxy S5
Jokowi: PRJ di Monas Itu Pesta Rakyat Jakarta
AJI Prihatin Terhadap Forum Pemred
Cuci Gudang Ponsel hingga 90 Persen di ICS 2013