TEMPO.CO, Surabaya- Customs Narcotics Team Bea Cukai Juanda menangkap Chung Guwen, 49 tahun, pria warga negara asal Taiwan dan Yu Ben Sia, 40 tahun, perempuan warga negara Cina yang mencoba menyelundupkan sabu-sabu pada 28 Mei lalu. Petugas menemukan barang bukti sabu seberat total 928,5 gram senilai Rp 1,253 miliar.
Kepala Kantor Pengawasan dan Pelayanan Bea dan Cukai Tipe Madya Pabean Juanda Iwan Hermawan mengatakan modus penyelundup menyembunyikan sabu dalam kantong rompi atau celana. Ada sembilan kantong yang masing-masing berisi dua bungkus kristal putih metamphetamine atau sabu. "Total ada 18 bungkus plastik dengan berat total 925,9 gram," ujarnya dalam jumpa pers di Kantor Bea Cukai Juanda, Rabu, 5 Juni 2013.
Chung Guwen dan Yu Ben Sia berangkat dari Hongkong menggunakan pesawat Cathay Pacific dengan nomor penerbangan CX-741 tujuan Bandara Internasional Juanda.
Sehari setelahnya, NTC kembali menangkap Ciang, 41 tahun, warga negara Malaysia. Menggunakan pesawat Air Asia QZ 8298 dari Kuala Lumpur, Ciang tiba di Juanda pukul 22.20 WIB, Rabu, 29 Mei 2013. Setelah menjalani pemeriksaan badan, petugas menemukan satu bungkus plastik berisi sabu seberat 2,6 gram yang disembunyikan dalam celana dalam yang dipakai.
Berdasarkan pengakuan Chung Guwen, dirinya diminta untuk mengirim sabu ke Jakarta melewati Surabaya. Di Surabaya, seseorang akan menjemput. Sayangnya, upaya menjebak penjemput tersebut tidak berhasil dilakukan. "Chung Guwen ini punya utang ke geng narkoba di Hongkong dan akan lunas kalau dia mau kirim sabu. Di Surabaya, nanti dia dijemput tapi tidak kenal siapa," kata Kepala Sub Unit II Direktorat Reserse Narkoba Polisi Daerah Jawa Timur Ajun Komisaris Besar Polisi Sudirman.
Sementara Ciang, menurut Sudirman, diduga hanya bertindak sebagai surveyor lokasi dan pasar di Indonesia. Meski ditangkap dalam waktu yang berdekatan, namun kedua upaya penyelundupan itu tidak berkaitan. Sudirman menduga mereka berasal dari jaringan yang berbeda jika dilihat dari modus dan orang-orang yang dikontak.
Sudirman mengatakan narkoba yang masuk Indonesia sebagian besar berasal dari Hongkong, New Delhi-India dan Malaysia. Kota Jakarta, Surabaya dan Bali biasanya menjadi sasaran peredaran narkoba internasional. Jawa Timur seringkali menjadi transit dengan Madura sebagai pasar utama peredaran sabu. Polda Jatim mengaku telah mengantongi nama-nama bos besar di Jakarta yang mengendalikan bisnis ini.
AGITA SUKMA LISTYANTI