TEMPO.CO, Pekanbaru -- Seorang anggota geng motor Atiet Abang, AV 19 tahun mengaku awalnya mengikuti geng motor hanya sebatas kongko-kongko bareng teman-teman. Selain itu, mereka juga selalu meluangkan waktu touring sekedar melepas lelah karena seharian bekerja. Setiap kali touring, AV bertugas sebagai kordinator lapangan. "Saya bertugas mengatur jalan, saya juga yang atur jadwal touring," ujarnya.
Menurut catatan polisi, AV merupakan salah satu panglima dari geng motor Atiet Abang, namun dibantah AV. "Saya cuma Korlap, yang mengatur jalanan kalau touring," katanya.
Menurut AV, motivasi mereka membuat perkumpulan motor berawal dari niat yang positif. Semula
mereka ingin membuat semacam komunitas untuk membina kekeluargaan. "Kami ingin membina kebiasaan tolong-menolong di masyarakat kampung kami," katanya.
Geng motor Atiet Abang biasanya mangkal di sebuah lapangan Sekolah Dasar Negeri, Desa
Kualu Kecamatan Tambang Kampar. AV memastikan geng motornya tidak ada sedikit
pun memiliki niat untuk merusuh. "Kami cuma duduk-duduk aja, sekedar hapy-hapy melepas
lelah," ujarnya.
Mereka juga bersepakat menentukan batas waktu berkumpul sampai jam 12.00 malam, karena esok harinya para anggota harus bekerja. Menurutnya, anggota Atiet Abang cum bisa
kumpul sampai jam 12 malam. Karena besoknya banyak anggota yang bekerja. "Saya bekerja jual roti, ada juga yang kerja bangunan dan banyak juga yang sekolah," ujar AV.
Selain itu kata AV, anak- anak Atiet Abang siang harinya juga selalu membantu bekerja di
cucian motor milik ayahnya AV. AV menceritakan bagaimana anggota Atiet Abang
bisa terlibat dalam kasus geng motor. Menurut AV, peristiwa itu bermula saat penyerangan
warnet di Jalan Kelapa Sawit.
Salah seorang anggota geng motor XTC Pekanbaru mengajak anak-anak geng motor Atiet Abang bergabung untuk kumpul bersama. Karena malam itu AV bersama anggotanya hanya delapan orang, maka AV dan anggota Atiet Abang setuju saja ikut nongkrong bareng XTC. Semula mereka tidak menduga kalau geng motor XTC bakal mengajak membuat rusuh. "Gak taunya mereka merusak warnet," ujarnya. "Kami tidak ikut merusak, kami cuma ikut
meramaikan saja," kata AV.
AV mengaku, dirinya dan anak-anak Atiet Abang tidak pernah mengenal Klewang, mereka terlibat dalam kasus geng motor karena ikut gabung satu malam saja saat penyerangan warnet di jalan kelapa sawit tersebut.
Sementara itu, orang tua AV, Nursinah 50 tahun-bukan nama sebenarnya--, mengatakan bahwa anaknya AV adalah anak yang sangat sayang keluarga. Menurutnya, AV merupakan anak yang mandiri, sejak putus sekolah setahun lalu, ia bekerja jualan roti untuk kebutuhannya sendiri, selain itu ia juga selalu bantu ayahnya di cucian motor milik keluarganya. "Ia juga berniat mau sekolah lagi," katanya.
RIYAN NOFITRA
Topik terhangat:
Tarif Baru KRL | Kisruh Kartu Jakarta Sehat | PKS Vs KPK | Vitalia Sesha |Fathanah
Baca juga
EDSUS GENG MOTOR
Calon Kapolri Bocor, Kompolnas Protes Komnas HAM
Adik John Kei Tewas Ditembak
Inter Dibeli Erick Thohir, Ini Komentar Zanetti
SBY Dapat World Statesman Award, Beri 4 Janji