TEMPO.CO, New York - Meski menghadapi hujan kritik di tanah air, Presiden Susilo Bambang Yudhoyono akhirnya memutuskan menerima penghargaan World Statesman Award dari organisasi spiritual berbasis di New York Appeal of Conscience Foundation pada Jumat 31 Mei 2013, di Hotel Pierre, New York, Amerika Serikat.
Penghargaan itu diserahkan langsung oleh Rabbi Arthur Schneier dan disaksikan mantan Menteri Luar Negeri AS, Henry Kissinger.
Dalam salinan pidato SBY yang diperoleh Tempo, SBY mengakui kondisi kerukunan beragama di Indonesia belum ideal.
"Kami masih menghadapi sejumlah tantangan; kantung-kantung intoleransi tetap ada, konflik komunal terkadang masih mudah tersulut," katanya prihatin.
SBY juga menjelaskan bahwa sensitivitas keagamaan kadangkala menimbulkan perselisihan ketika ada kelompok masyarakat mengambil tindakan secara sepihak. "Riak radikalisme juga masih tetap ada," katanya.
Baca juga:
Karena itulah, SBY menyadari masih banyak pekerjaan rumah yang belum selesai di Indonesia. "Ke depan, kami tidak akan mentolerir setiap bentuk kekerasan yang dilakukan oleh kelompok manapun dengan mengatasnamakan agama," katanya.
"Kami tidak akan membiarkan penodaan tempat-tempat ibadah agama manapun atas alasan apapun. Kami akan selalu melindungi kaum minoritas dan memastikan tidak ada yang terdiskriminasi. Kami akan memastikan bahwa mereka yang melanggar hak-hak orang lain akan diganjar hukuman yang setimpal," kata SBY lagi.
Kritik atas pemberian penghargaan World Statesman Award untuk SBY didasari oleh realitas makin terancamnya kerukunan beragama di Indonesia. Penghargaan itu dinilai tak tepat ketika masjid-masjid Ahmadiyah ditutup dan diserang, izin pendirian gereja dipersulit dan kaum Syiah diusir dari kampungnya.
RILIS | WD
Topik Terhangat:
Tarif Baru KRL | Kisruh Kartu Jakarta Sehat | PKS Vs KPK | Vitalia Sesha | Ahmad Fathanah
Berita Terpopuler:
Mahfud MD: HMI Jangan Korupsi!
Ahok: Ancol Musti Kalahkan Sentosa Island
Begini Aksi Fathanah Curi Dokumen KPK
Mourinho Teken Kontrak di Chelsea 4 Tahun
Begini Awal Hilangnya Anggota Marinir di Aceh Timur