TEMPO.CO, Yogyakarta - Koleksi terpenting dari 75 benda purbakala milik Museum Sonobudyo yang dicuri pada awal 2010 lalu, topeng emas, diduga berasal dari masa Majapahit. Kepala Museum Sonobudoyo, Riharyani, mengatakan dugaan itu muncul dalam hasil kajian sementara terhadap karya yang dianggap masterpiece itu.
"Dari penelusuran pustaka, ada dugaan topeng itu dipakai di upacara pemakaman Ratu Ghayathri dari Majapahit (Ghayatri Rajapatni)," kata dia dalam Peringatan 1000 hari hilangnya koleksi emas masterpiece Museum Sonobudoyo, Yogyakarta, Rabu, 29 Mei 2013.
Tapi dugaan itu, kata dia, belum kuat sebab tidak ada penjelasan mengenai alasan topeng itu ditemukan di kawasan Dusun Ngarang, Desa Maguwo, Kalasan, Sleman. Riharyani mengatakan penjelasan latar belakang historis topeng emas tersebut bisa membuktikan nilai koleksi yang dicuri itu di luar karakter materiilnya yang hanya terbuat dari emas 18 karat. "Koleksi ini merupakan salah satu hibah Java Institute (pencetus pembentukan Museum Sonobudoyo pada 1935)," kata dia.
Menurut Riharyani, kasus pencurian koleksi benda purbakala Museum Sonobudoyo pada awal 2010 lalu terjadi di ruang penyimpanan emas. Ada tiga tempat penyimpanan purbakala yang dijebol oleh pencuri. Ketiganya menyimpan 87 koleksi purbakala. "Ada 16 penyimpan koleksi di ruang emas, yang dibobol nomer dua, sembilan dan sepuluh. Topeng emas ada dinomer sembilan," kata dia.
Selain topeng emas, benda penting lainnya yang dicuri ialah perhiasan yang dihibahkan Sultan HB VIII ke Museum Sonobudoyo. "Pencurinya milih, tampaknya tahu nilai bendanya," kata dia.
Ketua Tim Pendamping Pengembangan Museum Negeri Sonobudoyo, Daud Aris Tanudirjo, meragukan dugaan topeng emas berasal dari masa Ratu Ghayatri Rajapatni. Menurut dia bentuk topeng yang terbuat seluruhnya dari emas 18 karat tak mirip gaya masa Majapahit. "Tapi ini koleksi langka dan unik," kata dia.
Kata Daud keunikan bentuk topeng tampak dari tekstur muka yang tak ditemukan di koleksi purbakala di wilayah lain di seluruh Indonesia. Semua museum di Indonesia tak memiliki koleksi purbakala topeng yang utuh terbuat dari emas. "Koleksi ini tidak ada duanya," ujar dia.
Kepala Dinas Kebudayaan Daerah Istimewa Yogyakarta, GBPH Yudhaningrat mengatakan kini topeng emas itu sudah diduplikasi menjadi dua, berbahan perak dan emas 24 karat. Duplikasi perak ditampilkan untuk pengunjung museum dan topeng emas tiruan disimpan. "Kunci semua penyimpan koleksi juga sudah dikumpulkan di lemari besi yang ada di kantor Dinas Kebudayaan DIY," ujar dia.
Sudah hampir tiga tahun penyelidikan pencurian puluhan koleksi Museum Sonobudoyo tak menemukan titik terang. Hingga 1.000 hari pasca kasus itu, polisi tak berhasil mengendus jejak benda-benda yang dicuri sekaligus pelakunya.
ADDI MAWAHIBUN IDHOM