TEMPO.CO, Solo -Calon inkumben Bibit Waluyo mengalami kekalahan secara merata dalam pemilihan gubernur Jawa Tengah, termasuk kekalahan telak di Kota Surakarta. Walhasil, partai pengusungnya saling menyalahkan.
Dalam pemilihan tersebut, pasangan Bibit Waluyo-Sudijono diusung oleh Partai Demokrat, Partai Golkar, dan Partai Amanat Nasional. "Koalisi partai macet," kata Sekretaris DPC Partai Demokrat Surakarta, Supriyanto, Senin 27 Mei 2013. Dia menyebut kondisi itu menjadi penyebab utama jebloknya suara Bibit di Surakarta.
Dia mencontohkan, dalam pelaksanaan kampanye kemarin, hanya partainya yang aktif memasang alat peraga kampanye dalam bentuk spanduk. "Sedangkan pengusung yang lain tidak ada yang memasang," katanya. Dia menyebut kondisi itu mencerminkan ketidakkompakan koalisi.
Selain itu, dalam kegiatan pemilihan, dia menuding partai pengusung yang lain tidak serius dalam menyiapkan saksi di tempat pemungutan suara. "Kebanyakan saksi berasal dari Demokrat," kata dia. Akibatnya, mereka mengaku kekurangan saksi hingga merelakan sejumlah TPS kosong.
Sementara itu, Ketua DPD Partai Amanat Nasional Surakarta Umar Hasyim meminta partai pendukung Bibit-Sudijono tidak perlu saling menyalahkan. "Harus legawa dengan hasil pemilihan ini," katanya saat dihubungi. Menurutnya, partainya sudah berupaya sekuat tenaga memenangkan pasangan yang diusung.
Umar justru menuding Bibit Waluyo terkesan kurang tertarik untuk berkampanye di Surakarta dan sekitarnya. Padahal, koalisi partai pengusung Bibit-Sudijono siap untuk menyelenggarakannya. "Wajar jika suaranya kecil, tidak perlu saling menyalahkan," kata Umar.
Dalam penghitungan yang dilakukan oleh Panitia Pengawas Pemilu Surakarta, pasangan Ganjar Pranowo-Heru Sudjatmoko memperoleh kemenangan telak. Mereka meraih 188.357 suara atau 78,81 persen dari jumlah pemilih.
Sedangkan pasangan Hadi Prabowo-Don Murdono menempati urutan kedua dengan perolehan suara 29.334 suara atau 12,27 persen dari pemilih. Posisi paling bawah ditempati oleh Bibit-Sudijono yang hanya memperoleh 8,92 persen suara pemilih. Suara Bibit Waluyo bahkan lebih kecil dibanding jumlah surat suara rusak yang besarnya mencapai 22.384 surat suara.
AHMAD RAFIQ
Berita lainnya:
Daftar 'Perang' Antar Kubu di PKS
SBY: Negara Menjamin Kebebasan Beribadah
Dewan Masjid: Ceramah Tak Boleh Pakai Toa
Demokrat dan PKS Bikin Publik Tak Puas Reformasi