Lupa Kata Sandi? Klik di Sini

atau Masuk melalui

Belum Memiliki Akun Daftar di Sini


atau Daftar melalui

Sudah Memiliki Akun Masuk di Sini

Konfirmasi Email

Kami telah mengirimkan link aktivasi melalui email ke rudihamdani@gmail.com.

Klik link aktivasi dan dapatkan akses membaca 2 artikel gratis non Laput di koran dan Majalah Tempo

Jika Anda tidak menerima email,
Kirimkan Lagi Sekarang

Di Depan SBY, Ketua IPA Sebut Kabinet Soeharto

image-gnews
Presiden Susilo Bambang Yudhoyono (kedua kanan) didampingi Wapres Boediono (kanan) memimpin sidang kabinet terbatas bidang perekonomian di ruang Garuda, Istana Kepresidenan Bogor, Jawa Barat, Jumat (24/8). ANTARA/Widodo S. Jusuf
Presiden Susilo Bambang Yudhoyono (kedua kanan) didampingi Wapres Boediono (kanan) memimpin sidang kabinet terbatas bidang perekonomian di ruang Garuda, Istana Kepresidenan Bogor, Jawa Barat, Jumat (24/8). ANTARA/Widodo S. Jusuf
Iklan

TEMPO.CO, Jakarta - Ketua Indonesian Petroleum Association (IPA), Lukman Mahfoedz, keseleo lidah saat berpidato dalam pembukaan konvensi dan pameran tahunan ke-37 IPA 2013, di Jakarta Convention Centre, Rabu, 15 Mei 2013.

Ia salah menyebut nama Kabinet Indonesia Bersatu II, kabinet pemerintahan sekarang ini, sebagai Kabinet Pembangunan. Salah sebut ini terjadi saat  Lukman berbicara di depan Presiden Susilo Bambang Yudhoyono yang ikut menghadiri peresmian acara itu.

"Bismillahirrahmanirrahim. Yang terhormat Bapak Presiden Republik Indonesia, Bapak Susilo Bambang Yudhoyono. Yang terhormat Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral, Bapak Jero Wacik. Yang terhormat bapak-bapak menteri dari Kabinet Pembangunan," kata Lukman, saat membuka sambutannya.

Kabinet Pembangunan adalah kabinet pimpinan mantan Presiden Soeharto. Selama 32 tahun menjabat sebagai presiden, Soeharto telah membentuk tujuh Kabinet Pembangunan. Kabinet Pembangunan VII hanya berjalan mulai 16 Maret 1998 hingga 21 Mei 1998, lantaran Soeharto lengser dari jabatan presiden.

Lukman tak meralat salah sebut nama kabinet yang diucapkannya. "Yang terhormat Menteri Minyak dari Kesultanan Oman Dr. Mohammad Hamad Ar-Rumhi, Yang terhormat Ketua Komisi VII Dewan Perwakilan Rakyat, Bapak Sutan Bathoegana. Yang terhormat anggota-anggota Dewan Perwakilan Rakyat, Yang terhormat para duta besar negara sahabat," ujar dia, melanjutkan sambutannya tanpa merasa bersalah.

Iklan
Scroll Untuk Melanjutkan

PRIHANDOKO



Topik Terhangat:
PKS Vs KPK
| E-KTP |Vitalia Sesha |Ahmad Fathanah |Perbudakan Buruh

Berita Lainnya:

Iklan



Rekomendasi Artikel

Konten sponsor pada widget ini merupakan konten yang dibuat dan ditampilkan pihak ketiga, bukan redaksi Tempo. Tidak ada aktivitas jurnalistik dalam pembuatan konten ini.

 

Video Pilihan

Tutut Membantah Punya Peran dalam Pembelian Tank Scorpion

21 Maret 2005

Tutut Membantah Punya Peran dalam Pembelian Tank Scorpion

Harian The Guardian memberitakan dalam pembelian 100 tank Scorpion sebesar Rp 2,8 triliun, Tutut memperoleh komisi 10 persen atau senilai Rp 291 miliar.


Petisi 50 : Memori Bangsa Lemah, Kasus Kejahatan Soeharto Dilupakan

29 Desember 2004

Petisi 50 : Memori Bangsa Lemah, Kasus Kejahatan Soeharto Dilupakan

Memori sosial Bangsa Indonesia yang mudah melupakan kejahatan penguasa di masa lalu, menghambat perkembangan demokrasi bangsa ini.


KPK Kesulitan Tangani Kasus Korupsi Tank Scorpion

18 Desember 2004

KPK Kesulitan Tangani Kasus Korupsi Tank Scorpion

KPK masih mempelajari dokumen pengadilan Inggris dan dokumen pembelian tank dari Departemen Pertahanan.


Soeharto Koruptor Terkaya di Dunia

25 Maret 2004

Soeharto Koruptor Terkaya di Dunia

Di belakang Soeharto adalah bekas Presiden Filipina Ferdinand Marcos dengan nilai korupsi US$ 5-10 miliar.


Tumor di Kepala Tommy Belum Dipastikan

21 Maret 2004

Tumor di Kepala Tommy Belum Dipastikan

Bahaya tumor di kepala Tommy Soeharto masih belum bisa dipastikan, kata dokter RSPAD Gatot Subroto.


Tutut Mendapat Surat Lunas dari BPPN

27 Februari 2004

Tutut Mendapat Surat Lunas dari BPPN

"Semalam sudah saya tandatangani closing agreement dan SKL-nya," kata Ketua BPPN, Syafruddin Temenggung.