TEMPO.CO, Jakarta - Orang mengenal Wiji Thukul sebagai penyair dan aktivis yang senantiasa membela hak-hak orang lemah. Thukul dikejar jenderal-jenderal di Jakarta yang marah-marah menuding puisinya menghasut para aktivis untuk melawan pemerintah Orde Baru. Hingga kini, Thukul menghilang. Namun, tak banyak yang mengenal figur Thukul yang sesungguhnya.
Majalah Tempo edisi Senin 13 Mei 2013 menurunkan Edisi Khusus Teka-teki Wiji Thukul, Tragedi Seorang Penyair. Beginilah kisahnya sewaktu remaja.
Kapel Sorogenen, Solo adalah tempat mengasyikkan bagi Wiji Thukul waktu remaja. Wahyu Susilo, adik Thukul, ingat setiap Ahad pagi kakaknya itu selalu mengajaknya bersembahyang di kapel Sorogenen, dekat rumah mereka di Solo, Jawa Tengah. Usia Wahyu dan Thukul terpaut empat tahun. Pada 1977 itu, Thukul kelas 1 SMP Negeri 8 Solo dan Wahyu murid di SD Kanisius. Thukul aktif menjadi anggota koor kapel, yang latihannya di aula SD Kanisius.
Wahyu, yang kini menjadi analis kebijakan di Migrant Care, lembaga advokasi tenaga kerja Indonesia di luar negeri, mengenang, pada tiap Ahad pagi itu, bila ke kapel untuk kebaktian, oleh kakaknya ia selalu disuruh membawa buku doa dan nyanyian Madah Bakti. Sementara Thukul sendiri malah menenteng novel serial silat karangan Asmaraman Sukowati, Koo Ping Hoo.
Wahyu kerap protes karena harus membawa buku liturgi tebal itu. “Aku kan anggota koor, nyanyian sudah hafal semua,” Wahyu mengutip alasan Thukul.
Menurut Wahyu, kakaknya itu memang hafal luar kepala semua nyanyian yang dilagukan di kapel itu. Buku Koo Ping Hoo tersebut buat gaya-gayaan dia saja seolah-olah membawa buku doa. Selain menenteng Koo Ping Hoo, dalam ibadah Minggu pagi itu, Thukul kerap membawa buku yang disewanya dari perpustakaan kampung.
“Jika tiba giliran menyanyi di kor, Mas Thukul bangun dan berangkat lebih pagi,” kata Wahyu.
Baca selengkapnya Majalah Tempo Edisi Khusus Teka-teki Wiji Thukul, Tragedi Seorang Penyair.
TIM TEMPO
Topik Terhangat
Teroris | Edsus FANS BOLA | Ahmad Fathanah | Perbudakan Buruh
Berita terpopuler:
Pengamat Hukum: PKS Tidak Salah
Kisah Buruh Panci yang Kabur dan Ditangkap Tentara
Angkringan Tak Sehat Sumber Penularan Hepatitis A
Ratusan Penumpang Citilink Mengamuk di Adisutjipto