TEMPO.CO, Bandung - William Maksum, salah satu terduga teroris Bandung, disebut pernah aktif dalam acara pengajian yang digelar Jama'ah Anshorut Tauhid saat masih dipimpin Abubakar Ba'asyir beberapa tahun lalu. Untuk mengikuti pengajian ini, William sering meninggalkan anak-istrinya di Bandung.
Hal itu dikemukakan Ade Suherman, 53 tahun, ayah kandung William saat ditemui di rumahnya di Jalan Cikoneng, Kecamatan Bojongsoang, Kabupaten Bandung, Jum'at 10 Mei 2013. "William memang sering ikut pengajian sampai ke luar kota. Dia juga pernah ikut pengajian Abubakar Baasyir di Bandung, di Tasikmalaya, dan Ciamis beberapa tahun lalu,"ujar Ade.
Namun, ia melanjutkan, setelah Baasyir ditangkap dan dipenjara, William mengaku berhenti mengikuti pengajian JAT. "Katanya, dia tidak setuju dan tidak suka dengan cara perjuangan Abubakar Baasyir,"kata Ade. "Tapi kalau sekarang sampai begini (dicokok Densus) berarti ada kegiatan dia di luar yang tidak saya ketahui,"kata dia lagi.
Ade sendiri, juga keluarga, kini mengaku pasrah atas proses hukum yang bakal ditempuh William. Ia pun mengaku siap menerima apapun putusan pengadilan kelak. "Ini takdir dan ujian Allah. Tapi saya siap mengawal supaya jangan sampai anak saya diperlakukan tidak adil. Itupun kalau anak saya bersedia,"jelas dia.
Ade menerangkan, William adalah anak sulung dari 6 bersaudara. William lahir 12 April 1983. "William itu saya serap dari kata 'Waliyun' yang berarti pemimpin. Dan Maksum itu artinya yang dibela Allah. Jadi pemimpin yang dibela Allah,"tutur dia.
William menempuh pendidikan sekolah dasar di Cikoneng. Lepas Sekolah Dasar, Ade mengirim si sulung ini sekolah ke Pesantren Gontor, Jawa Timur. "Tapi setelah 5 tahun di Gontor, dia saya tarik pulang ke Bandung dan saya masukkan ke Sekolah Menengah Atas Yayasan milik saya sendiri, Yayasan Darul Hikmah di sini (Cikoneng),"kata dia.
Lepas SMA, William kuliah S-1 di jurusan Sastera Inggris Institut Agama Islam Negeri atau kini Universitas Islam Neger Sunan Gunung Jati, Kota Bandung. Lepas S-1, William sempat mengikuti program S-2 di kampus yang sama. "Tapi cuma satu semester. Katanya ya ingin berhenti saja kuliah,"tutur Ade.
Sekitar 5 tahun lalu, William menikah dengan gadis pilihannya, Petra, kini 26 tahun. Pasangan muda ini kini sudah dikaruniai dua anak berumur 4 tahun dan 1,5 tahun. Setelah menikah, Ade memberikan keluarga kecil ini sebuah rumah di kompleks Bumi Sari Indah, Baleendah, Kabupaten Bandung.
"Tapi belakangan, dia sering bepergian ke luar kota untuk ikut berbagai pengajian (selain pengajian kelompok Abubakar Baasyir). Karena sering ditinggal, anak-istrinya lalu saya boyong untuk tinggal di Cikoneng,"kata Ade.
Ade pun mengaku sempat meminta William menjadi pengajar honorer dan Kepala Bagian Administrasi di sekolah Yayasan Darul Hikmah selama setahun sampai 2012 lalu. William, kata dia, juga pernah berdagang kaki lima kaos, jaket, dan barang konfeksi lainnya di lapangan Gasibu dan kawasan Bale Endah.
"Tapi dia tetap sering bepergian. Saya sendiri jarang ketemu dia. Terakhir ketemu sekitar 21 Februari lalu. Waktu itu saya ajak dia umroh tapi dia nggak mau,"kata Ade.
William dicokok Densus 88 dengan tudingan terlibat kelompok teroris. Sebagian kelompok William disergap Densus di Cigondewah Rabu lalu dalam keadaan 3 orang ewas dan satu tertangkap hidup. William sendiri menurut Kepala Polri Jenderal Timur Pradopo, diciduk Densus di kawasan Cipacing, Sumedang, Rabu lalu.
ERICK P. HARDI
Terhangat:
Teroris | Edsus FANS BOLA | Ahmad Fathanah | Perbudakan Buruh
Baca juga:
Ahok Kembali Tegaskan Konsep Jakarta Smart City
Kampung Deret Pertama Jokowi Ada di Petogogan
Ahok: Komnas HAM Tidak Paham Keadilan
Ahok: Pemprov Tak Perlu Datang ke Komnas HAM