TEMPO.CO, Jayapura - Seorang nelayan Raja Ampat, La Bila Bin Laenggo, 19 tahun, dilaporkan tewas ditembak seorang pria ketika berada di Pulau Batanta, Kabupaten Raja Ampat, Papua Barat, Jumat 3 Mei 2013. Korban meninggal terkena timah panas di bagian pinggang.
"Benar, ada kejadian di Raja Ampat, seorang nelayan meninggal, tapi kami belum mendapat informasi apakah karena luka tembak atau bukan," kata Kepala Bidang Hubungan Masyarakat Kepolisian Daerah Papua Komisaris Besar Polisi, I Gede Sumerta Jaya, Sabtu 4 Mei 2013.
Ia mengatakan, polisi masih sementara menyelidiki kasus ini. "Masih didalami, nanti kami akan sampaikan setelah informasinya sudah jelas," ujarnya.
Dari informasi yang dihimpun Tempo, insiden penembakan tersebut bermula sekitar pukul 14.40 WIT di Selat Kafiau, Raja Ampat, ketika sebuah kapal petugas mendekati korban dan rekannya. Sempat terjadi cekcok mulut sebelum akhirnya petugas melepas tembakan peringatan. Korban dituduh telah melakukan pencurian ikan secara illegal.
Tembakan tersebut ternyata mengenai korban yang langsung bersimbah darah. Jenazah kemudian dibawa ke Pulau Raam, dan sekitar pukul 20.00 WIT, dilarikan ke RSUD Sorong untuk diautopsi.
Pasca insiden tersebut, Sabtu pagi, ribuan warga Sulawesi Tenggara yang ada di Kota Sorong, Papua Barat memprotes aksi penembakan dengan melakukan long march mengarak jenasah La Bila yang tewas sehari sebelumnya.
Massa terdiri dari anak dan dewasa ini mengarak keranda mayat dari RS Kota Sorong menuju kantor Perwakilan Polres Raja Ampat yang berjarak sekitar dua kilometer.
JERRY OMONA