TEMPO.CO, Jakarta – Istana menangkis tudingan soal penggunaan fasilitas negara oleh Susilo Bambang Yudhoyono sebagai Ketua Umum Partai Demokrat. Staf Khusus Presiden bidang Komunikasi Politik, Daniel Sparringa, mengatakan, pidato Presiden SBY di kantor kepresidenan tadi malam disampaikan demi meluruskan beberapa hal.
"Penegasan Presiden SBY terkait dengan anggapan sebagian kalangan yang menegaskan kesan telah terjadinya pengingkaran kepada sebuah janji yang sebenarnya tidak pernah ada," kata Daniel melalui pesan pendek, Kamis, 18 April 2013.
Atas dasar itu, ia menambahkan, SBY merasa perlu mengirim pesan yang jelas kepada publik untuk menegaskan sikap hormatnya terhadap niat baik Zanuba Arifah Chafsoh alias Yenny Wahid untuk memajukan Indonesia berdasarkan idealisme yang mengikat kedua belah pihak, Yenny dan SBY. "Ini sama sekali bukan soal partai atau politik," ujar Daniel.
Menurut Daniel, apa yang disampaikan SBY merupakan pernyataan diri yang sangat personal. "Tentang bagaimana integritas di antara ucapan dan tindakan memperoleh pembelaan yang sewajarnya," ucapnya.
SBY, kata Daniel, juga menaruh harapan yang sangat besar agar Yenny Wahid bisa terus berkiprah dalam perjuangan politiknya dan mengilhami pemimpin muda di Indonesia. "Termasuk kalangan perempuan pada khususnya," ujar dia.
Kemarin malam, SBY berkomentar ihwal isu hijrahnya Ketua Umum Partai Kedaulatan Bangsa Indonesia Baru (PKBIB) Yenny Wahid ke Partai Demokrat. Komentar ini disampaikan dalam kapasitasnya sebagai Ketua Umum Partai Demokrat.
Pada kesempatan itu, SBY membantah spekulasi yang menyebutkan bahwa Yenny gagal bergabung ke Demokrat lantaran adanya permintaan jabatan dari putri almarhum Abdurrahman Wahid itu. "Saya harus menyampaikan penjelasan karena beritanya agak simpang siur," kata SBY.
Menurut SBY, pemberitaan soal permintaan posisi itu dikaitkan dengan pertemuannya dengan Yenny. "Dan seperti biasanya dikaitkan pula dengan politik," ujar SBY. SBY menjelaskan, beberapa waktu lalu, didampingi Ani Yudhoyono, ia sempat bertemu dengan Yenny dan ibundanya, Shinta Nuriyah Wahid, di Cikeas, Bogor. Menurut SBY, pertemuan ini berlangsung sangat baik dan penuh kekeluargaan.
Adapun pertemuan itu membahas pluralisme dan kerukunan antar-umat beragama. Selain itu, dibahas juga cerita nostalgia kebersamaan SBY dengan Gus Dur. "Sisi-sisi kekeluargaan yang saya bicarakan waktu itu," ujar SBY.
Menurut SBY, pertemuan itu juga membicarakan politik masa kini dan masa depan. Ia tak menampik jika pertemuan itu membahas kemungkinan kebersamaan keduanya untuk berjuang dalam satu partai politik. "Yang penting bekerja sama untuk kepentingan yang baik," ucapnya.
Namun SBY menyangkal jika saat itu Yenny mengharapkan posisi atau jabatan tertentu. "Tidak ada," kata dia. Ia juga tak sependapat dengan pemberitaan yang menyebutkan Yenny meminta posisi Wakil Ketua Umum Demokrat. "Tidak ada. Kasihan beliau. Tidak ada seperti itu."
PRIHANDOKO
Baca juga:
ICW Bantu KPK Ungkap Korupsi Tender Ujian Nasional
Capres 2014, Jokowi Dibujuk Emoh Maju
Harga Kunci Jawaban Unas di Mojokerto Rp 15 Juta
SBY Bantah Yenny Wahid Minta Jabatan
Setya Novanto Lolos dari Kasus Besar Ini