TEMPO.CO, Jakarta - Pargono Riyadi tidak menyangka saat bahunya dirangkul oleh orang tak dikenal tak jauh dari Stasiun Gambir. Penyidik pajak pada Direktorat Jenderal Pajak itu kaget saat seseorang memperkenalkan diri sebagai petugas KPK.
"Kami dari KPK, bapak punya sakit jantung kan? Sayangi jantung bapak," kata si penyidik pada pegawai negeri sipil golongan IV B itu, Selasa, 9 April 2013. Pargono ketakutan. Pasalnya, selang beberapa menit yang lalu, dia baru menerima duit dalam kantong plastik putih dari Rukimin Tjahyanto alias Andreas.
Pargono tak memberontak. Penyidik kemudian menanyakan apa yang dibawa dalam kantong kresek tersebut. Pargono mengaku itu uang dari Rukimin Tjahyanto alias Andreas. Pukul 17.10 WIB, Rukimin dan Pargono berencana untuk bertemu di Lorong Pintu Selatan Stasiun Gambir.
Rukimin merupakan kurir dari Asep Hendro, bekas pebalap nasional dan pengusaha otomotif. Di titik tertentu peron stasiun, keduanya berpapasan. Tanpa bicara, plastik putih berisi uang Rp 125 juta pun berpindah tangan dari Rukimin alias Andreas ke Pargono.
Pargono bergegas mencari taksi, sedangkan Rukimin melangkah menuju mobilnya. Rukimin disergap penyidik KPK tak jauh dari poin penyerahan uang. Dia sempat melawan, namun petugas dapat membekuknya.
Dengan lengan terkunci, pukul 17.20, Rukimin tiba di Gedung KPK. Sepuluh menit kemudian, giliran Pargono yang digelandang ke ruang steril KPK.
Tim sergap KPK juga mengintai Asep di rumah dan kantornya di Jalan Tole Iskandar, Depok. Dia diduga menyuruh Rukimin memberikan uang pada Pargono di Gambir. Nyaris bersamaan dengan penyergapan di Gambir, Asep menyerah tanpa perlawanan.
Tiba di Kantor KPK pukul 18.00 WIB, Asep menutupi wajahnya dengan tangan. Berkaus putih, bekas pebalap motor nasional ini digelandang penyidik menuju ruang steril lembaga antirasuah.
"Kami masih mengejar tersangka lain," ujar Juru Bicara KPK Johan Budi S.P. KPK menduga nilai suap yang akan disetorkan, lebih besar lagi.
SUBKHAN
Topik terhangat:
Partai Demokrat | Agus Martowardojo | Serangan Penjara Sleman | Harta Djoko Susilo | Nasib Anas
Berita lainnya:
Tengok Cuitan Anas Urbaningrum Soal SMS
Mantan Pangdam IV: Komnas HAM Jangan Didengar
SBY: 1.000 Persen Ibu Ani Tak Terlibat Hambalang
Dirut MRT Irit Bicara, Ahok: Bagus Dong!
'SBY Tak Percaya Orang Lain Selain Dirinya Sendiri'